Pemberian kode diagnosis pada rekam medis pasien mengacu dan berpatokan kepada aturan ICD-10. Seorang koder memiliki tanggung jawab terhadap ketepatan kode hasil pengkodean, oleh karena itu kemampuan dan keterampilan seorang koder tentang tentang cara pengkodean diagnosis utama harus sesuai dengan standar prosedur operasional rumah sakit. Rumah Sakit XYZ bertipe C yang berlokasi di Jawa Barat. Jenis penelitiannya adalah penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif (mix method). Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara. RS XYZ sudah memiliki Standar Prosedur Operasional (SPO) Kodefikasi yang mana tidak seluruhnya dilaksanakan. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa kode diagnosis Hypertensive Disease yang tidak tepat sebanyak 23 kode (23,95%). Di RS XYZ memiliki tenaga perekam medis sebanyak 5 orang koder dan 1 orang kepala unit rekam medis dengan latar belakang pendidikan D3 Rekam Medis dan memiliki pengalaman kerja 1-7 tahun. Populasi penelitian ini adalah berkas rekam medis yang memiliki diagnosis Hypertensive Disease sebanyak 2496 berkas rekam medis dan sampel penelitiannya sebanyak 96 sampel. Faktor-faktor penyebab ketidaktepatan kode diagnosis Hypertensive Disease disebabkan karena penulisan dokter yang tidak spesifik
Copyrights © 2024