Suatu proses komunikasi dapat dikatakan berhasil ketika mitra tutur dapat memahami pesan yang disampaikan oleh penutur. Namun, dalam proses komunikasi, dimungkinkan pula adanya gangguan komunikasi yang menyebabkan terhambatnya keberhasilan komunikasi. Dalam pembelajaran bahasa kedua atau bahasa lanjutan, pemelajar seringkali menemui berbagai problematika komunikasi. Problematika komunikasi yang terjadi dalam pelaksanaan tutorial dapat terjadi dari aspek kebahasaan maupun nonkebahasaan. Pada penelitian ini, pemelajar dan mitra bahasa yang diteliti berasal dari program-program BIPA UM tahun 2022, yaitu program In-Country dan program Critical Language Scholarship (CLS). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus (case study). Sumber data dalam penelitian kualitatif ini merupakan 15 narasumber, partisipan, atau informan yang berasal dari mitra bahasa program In-Country 2022 dan CLS 2022. Berdasarkan hasil analisis penelitian, ditemukan empat problematika aspek kebahasaan dan tiga problematika aspek nonkebahasaan. Problematika aspek kebahasaan berupa 1) keterbatasan kosakata, 2) ketidaktepatan penggunaan aspek leksikal, 3) ketidaktepatan penggunaan aspek gramatikal, dan 4) kesalahan pelafalan. Problematika aspek nonkebahasaan berupa 1) kondisi fisik, 2) gegar budaya (shock culture), dan 3) lingkungan.
Copyrights © 2024