Berdasarkan data World Health Organizaiton (WHO), jumlah pasien yang mengalami IVA (+) positif terus meningkat dengan perkiraan 9 juta orang pada tahun 2015 dan 11,4 juta penderita IVA (+) positif pada tahun 2030. IVA (+) positif merupakan beban masalah serius pada kesehatan reproduksi perempuan di seluruh dunia, meskipun faktanya hal tersebut dapat dicegah. Makin dini pemeriksaan IVA dilakukan maka makin baik prognosisnya, sehingga deteksi dini dan pengobatan pada pasien IVA (+) positif perlu menjadi prioritas untuk mengurangi angka kematian pada pasien IVA (+) positif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status perkawinan dan pekerjaan pasien dengan IVA (+) positif di Poli KB dan Kandungan RSUD NTB Provinsi NTB. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan jumlah sampel 168 orang yang diambil dengan total sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dengan wawancara dan diolah menggunakan uji chi square menggunakan SPSS. Hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa dari 168 Sampel yang mengalami IVA (+) positif, sebagian besar ditemukan pada responden yang telah menikah sebanyak 135 Sampel (80,4%) dan sebagian kecil ditemukan pada responden yang berstatus janda sebanyak 9 Sampel (5,3%). Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa IVA (+) positif lebih tinggi terjadi pada orang yang belum menikah, bercerai, atau orang yang terpisah dari keluarganya bila dibandingkan dengan orang yang sudah menikah. Sering ditemukan pula pada kelompok dengan status sosial ekonomi rendah atau kurang.
Copyrights © 2023