Pada tahun 2020-2021 terjadi peningkatan kasus kematian perinatal di Kabupaten Malaka, yaitu sebanyak 37 kasus pada tahun 2020 dan meningkat menjadi 59 kasus tahun 2021. Tingginya kasus kematian perinatal dapat menjadi petunjuk bahwa pelayanan maternal khususnya selama kehamilan kurang baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko kematian perinatal, agar dapat dikembangkan model pengendaliannya. Jenis penelitian adalah survey analitik menggunakan menggunakan rancangan kasus kontrol. Sampel kasus adalah ibu yang mengalami kematian perinatal berjumlah 60 kasus, dan kontrol adalah 60 orang ibu yang tidak mengalami kematian perinatal dan melahirkan pada periode yang sama. Data dianalisis menggunakan uji chi-square untuk melihat hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas, dan uji regresi logistik untuk melihat variabel mana yang paling dominan memengaruhi kematian perinatal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 78,3% kasus kematian perinatal adalah lahir mati, dan terjadi di RSUPP Betun. Faktor risiko ibu yang berhubungan dengan kematian perinatal adalah status gizi ibu (anemi) (p-value = 0,002), komplikasi kehamilan/persalinan (p-value = 0,000), dan praktek pemeriksaan kehamilan (p-value = 0,000). Semua faktor risiko anak yang diteliti yakni prematuritas (p-value = 0,001), berat bayi lahir (p-value = 0,019), dan asfiksia (p-value = 0,000) berhubungan dengan kematian perinatal. Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa komplikasi kehamilan/persalinan, praktek pemeriksaan kehamilan dan asfiksia pada neonatal dini merupakan faktor yang paling dominan memengaruhi kematian perinatal. Perlu upaya peningkatan pemeriksaan kehamilan untuk kesehatan ibu saat hamil optimal sampai umur kehamilan yang cukup, dan anak yang dilahirkan dalam kondisi sehat, sehingga kematian perinatal bisa dicegah. Kata kunci: faktor risiko kematian perinatal, komplikasi kehamilan/persalinan, pemeriksaan kehamilan, lahir mati, neonatal dini
Copyrights © 2024