Penanganan permukiman kumuh khususnya kumuh bantaran sungai merupakan bentuk penanganan yang komplek dari aspek penataan dan konstruksi. Penelitian ini memfokuskan kepada aspek ruang terbuka publik pasca penanganan kumuh bantaran sungai di Kota Banjarmasin. Permasalahan dan gap yang diangkat dalam penelitian ini yaitu tidak adanya model alternatif ruang terbuka publik dalam skala yang lebih kecil atau definisi ruang terbuka publik di lingkungan permukiman padat huni. Tujuan penelitian ini untuk menghasilkan alternatif-alternatif ruang terbuka publik dalam skala ketetanggan dan lingkup rukun tetangga khususnya Kelurahan Alalak Selatan Kota Banjarmasin. Hasil dan temuan penelitian ini terdapat 5 tipologi dasar pembentukan ruang terbuka publik dengan pola mengantung dan linier. Rekomendasi dari hasil temuan yaitu terdapat 14 model alternatif pengembangan ruang terbuka publik untuk meningkatkan kualitas lingkungan sosial masyarakat di kawasan padat huni. Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini yaitu Ruang tebuka publik hasil dari penanganan kawasan kumuh di Kota Banjarmasin merupakan bentuk ruang yang bersifat mengantung (pocket space) dan saling terkoneksi secara liner (liner space) oleh jalur akses publik. Ruang terbuka ini bersifat temporer dan ditentukan oleh faktor sosial budaya masyarakat khususnya tingkat kekerabatan (kinship).
Copyrights © 2024