Salah satu dari 15 penyebab utama morbiditas di seluruh dunia adalah skizofrenia, penyakit ini dikarakteristikkan dengan kumpulan gejala seperti halusinasi, waham, gangguan kemampuan kognitif, dan gangguan perilaku. Beberapa faktor risiko dapat meningkatkan kejadian skizofrenia, faktor risiko utama ialah faktor genetik dan psikososial. Kelainan neurotransmitter diotak merupakan patofisiologi utama yang mendasari terjadinya skizofrenia. Sangat penting untuk memahami penyakit ini agar diagnosa dapat ditegakkan sedini mungkin sehingga dapat diberikan penatalaksanaan yang sesuai. Disajikan laporan kasus pada laki-laki berusia 44 tahun dengan keluhan mengamuk. Pasien sudah pernah didiagnosa dengan skizofrenia paranoid sejak 22 tahun lalu. Ibu pasien juga memiliki keluhan serupa seperti pasien. Sejak 2013 pasien sudah jarang mengonsumsi obatnya dan keluhan semakin parah. Laporan kasus ini membahas ketiga kalinya pasien mendapatkan perawatan inap di RSJ Soeharto Heerdjan. Pemeriksaan status mental didapatkan perawatan diri dan kebersihan diri pasien kurang baik. Mood hipotim dengan afek tumpul. Terdapat gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik tipe phonema commanding dan commenting. Didapatkan bentuk pikir non realistik, arus pikir lancar, dan koheren, namun pasien sesekali mengalami blocking. Isi pikir didapatkan waham kendali (delution of control). Konsentrasi dan perhatian kurang baik. Tilikan pasien berada pada derajat 2, dimana pasien terkadang memahami bahwa dirinya sakit, namun terkadang menyangkal apabila dirinya sakit (ambivalensi).
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024