ABSTRACT Large-scale social restrictions or PSBB were carried out due to the COVID-19 pandemic throughout the world including Indonesia, that caused all Indonesian citizens had to stay at home and kept their distance from each other. With the PSBB, everyone, including students, especially medical must stay in their respective homes like boarding houses, where they must try to survive living alone and away from their closest relatives. Being alone in a small space and lack of interaction with people around can cause several symptoms such as irritability, moodiness, boredom, and feelings of dissatisfaction that are now known as Cabin Fever. The occurrence of cabin fever can trigger an individual to experience depression. Therefore, this study was conducted to determine the relationship between cabin fever and depression symptoms. This study used an observational analytic research design with a cross sectional approach. There were 106 respondents who were participated in this study based on random sampling from the medical faculty of Tarumanagara University Batch of 2020. The participants were required to fill out two questionnaires, namely Cabin Fever Phenomenon and Beck Depression Inventory II quiestionnaire online. The results of this study were 23 (21.7%) students were affected by cabin fever, 22 (95.7%) of them experienced depression. A significant relationship was found based on statistical analysis between cabin fever and depression (p-value 0.000) Keywords: Cabin Fever, Depression, COVID-19 ABSTRAK Pembatasan sosial berskala besar atau PSBB dilakukan dikarenakan terjadinya pandemi COVID-19 di seluruh dunia termasuk Indonesia yang menyebabkan semua warga Indonesia harus tetap dalam rumah dan menjaga jarak antara satu sama lain. Dengan adanya PSBB, semua orang termasuk mahasiswa khususnya mahasiswa fakultas kedokteran harus menetap di kediamannya masing-masing seperti di kos, dimana mereka harus berupaya bertahan hidup sendirian dan jauh dari kerabat terdekat. Sendirian di dalam ruang yang kecil dan kurang interaksi dengan orang sekitar bisa menyebabkan munculnya beberapa perasaan seperti iritabilitas, kemurungan, kebosanan, dan perasaan tidak puas yang saat ini dikenal dengan istilah Cabin Fever. Terjadinya cabin fever bisa memicu suatu individu untuk mengalami gejala depresi. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan dari cabin fever dengan gejala depresi. Pada penelitian ini digunakan desain penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Diperoleh 106 responden yang diambil melalui random sampling pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Angkatan 2020 yang dilakukan dengan mengisi dua kuesioner yaitu Cabin Fever Phenomenon dan Beck Depression Inventory II secara online. Pada hasil penelitian ini didapatkan sebanyak 23 (21.7%) mahasiswa yang terkena cabin fever, 22 (95.7%) diantaranya mengalami depresi. Ditemukan adanya hubungan yang signifikan berdasarkan analisis statistik antara cabin fever dengan depresi (p-value 0.000) Kata Kunci: Cabin Fever, Depresi, COVID-19