Masyarakat suku dayak di Kalimantan Timur secara empiris menggunakan selutui puka pada bagian daun untuk mengobati sakit gigi dan sariawan dengan cara direbus kemudian dikumurkan. Potensi selutui puka sebagai obat tradisional dapat dibuat dalam bentuk ekstrak. Rendemen ekstrak salah satu faktor baiknya suatu metode ekstraksi. Faktor yang mempengaruhi rendemen adalah lama ekstraksi dan akurasi lama waktu yang digunakan berpengaruh terhadap efisiensi proses. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan metode maserasi dan refluks terhadap rendemen ekstrak daun selutui puka. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Tahapan penelitian dimulai dengan pengumpulan sampel, pengolahan sampel, proses ekstraksi, penetapan rendemen, penetapan kadar air dan skrining fitokimia. Metode ekstraksi yang digunakan adalah metode maserasi dan refluks. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian menunjukan bahwa metode refluks menghasilkan nilai rata-rata rendemen tertinggi yaitu sebesar 25,76% dan maserasi menghasilkan nilai rata-rata yaitu sebesar 24,37%. Kadar air ekstrak pada maserasi sebesar 14,67 dan pada refluks sebesar 14,83. Ekstrak daun selutui puka mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid, flavonoid, tanin dan saponin.
Copyrights © 2019