Buah merah ( Pandanus conoideus Lam.) adalah buah tradisional dari Papua asal Wamena yang biasanya disebut masyarakat lokal dengan panggilan tawi atau kuansu. Buah merah oleh masyarakat Wamena biasa disajikan untuk makanan, mengobati berbagai macam penyakit yang mematikan. HIV/AIDS, Diabetes Melitus, Hipertensi, Kanker dan lain-lain. Serta mengoreng beberapa bahan makanan. Pemanasan yang digunakan oleh masyarakat secara terus-menerus ditakutkan memiliki resiko. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji kualitas minyak goreng buah merah dengan variasi waktu pemanasan satu sampai tiga kali pemanasan. Metode penelitian menggunakan metode eksperimen dengan mengamati penetapan kadar air, bilangan asam, penetapan asam lemak bebas, dan bilangan peroksida. Hasil penelitian terdapat perbedaan yaitu pada kadar air minyak goreng buah merah, pemanasan I = 48,34%, pemanasan II = 42,66%, dan pemanasan III = 27,01%, pada bilangan asam pemanasan I = 7,01 mg KOH/g, pemanasan II = 3,65 mg KOH/g, dan pemanasan III = 3,37 mg KOH/g, penetapan asam lemak bebas pemanasan I = 19,63 %, pemanasan II= 16,82 %, dan pemanasan III = 14,02 %, dibandingkan dengan minyak goreng biasa lebih besar tidak sesuai syarat yang ditetapkan oleh SNI. bilangan peroksida hasil pemanasan I= 4,% mg O2/g, pemansan II= 4, ,% mg O2/g, dan pemanasan III= 2,% mg O2/g. Sehingga pengujian pada Bilangan Peroksida lebih rendah dibandingkan dengan minyak goreng biasa syarat yang dtetapkan oleh SNI, kesimpulan dari penelitian minyak goreng buah merah dapat digunakan untuk mengkomsumsi kembali selama tiga kali pemanasan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2019