Artikel ini ditulis untuk mengetahui epistimologi dalam konsep Islam, dalam konteks Islam epistimologi memainkan peran penting dalam memahami sumber-sumber pengetahuan, pemahaman terhadap agama, dan hubungannya dengan ilmu pengetahuan modern. Artikel ini menggunakan medote penelitian kepustakaan  dengan mengumpulkan data dari tulisan-tulisan (literasi) yang berkaitan dengan tema yang dibahas, khususnya Epistimologi dalam Konsep Islam: Bayani, Burhani, dan ‘Irfani. Epistimologi dalam Islam mencakup tiga pendekatan utama: (1)Bayani adalah pendekatan tekstual yang menekankan pada pemahaman literal terhadap teks-teks suci, seperti Alqur’an dan hadist. Metode ini mengedepankan tafsir dan hukum yang berdasarkan nash, dengan fokus pada penjelasan yang jelas dan tekstruktur. (2)Burhani merupakan pendekatan rasional yang menggunakan logika dan pemikiran kritis. Dalam tradisi ini, akal memainkan peran penting untuk memahami realitas dan kebenaran, sering kali diwakili oleh para filsuf muslim yang memadukan ajaran Islam dengan filsafat Yunani. (3)’Irfani yaitu pendekatan intuitif atau mistis yang menekankan pada pengalaman batin dan pengetahuan langsung dari tuhan. Tradisi ini sering dikaitkan dengan tasawuf, Dimana pengetahuan diperoleh melalui pencerahan spiritual dan praktek sufi
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024