Pengelolaan sampah organik telah menjadi isu global yang signifikan, memerlukan solusi efektif dan berkelanjutan. Upaya pengurangan sampah organic dapat dilakukan dengan pembuatan pupuk padat dan cair. Penelitian dilakukan dengan menggunakan sampah organik dari pasar tradisional Bululawang Kabupaten Malang. Metode pembuatan pupuk cair melibatkan fermentasi limbah buah dan sayuran menggunakan air cucian beras, air kelapa, dan molase, sementara pupuk padat dibuat dengan mencampurkan limbah sayuran dengan kompos kotoran hewan dan EM4. Setelah fermentasi selama 15 hingga 20 hari, hasilnya menunjukkan bahwa pupuk padat berwarna coklat kehitaman dengan tekstur menggumpal dan bau menyerupai tanah, sedangkan pupuk cair berwarna merah kecoklatan dengan aroma yang lebih kuat dan tekstur yang lebih pekat. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kedua jenis pupuk mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman, meskipun tidak semua uji coba dapat diselesaikan dalam waktu penelitian. Literatur yang dikaji menunjukkan bahwa kombinasi pupuk padat dan cair memberikan efek paling signifikan terhadap pertumbuhan tanaman, baik dalam hal tinggi tanaman maupun jumlah daun. Pupuk cair menyediakan nutrisi yang mudah diserap tanaman, sementara pupuk padat memperbaiki struktur tanah dan menyediakan nutrisi secara bertahap. Kesimpulannya, pemanfaatan sampah organik sebagai bahan dasar pupuk organik efektif dalam mengurangi limbah dan mendukung pertanian berkelanjutan, dengan potensi untuk diterapkan secara luas di masyarakat. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengoptimalkan formulasi dan aplikasi pupuk ini dalam berbagai kondisi tanah dan tanaman.
Copyrights © 2024