Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan konsep pendidikan agama Islam di sekolah dasar. Dalam perkembangan anak usia sekolah dasar mempunyai ciri khas tersendiri, kemampuan berpikir anak usia sekolah dasar berkembang secara bertahap. Hal ini perlu dipahami secara bijak agar tercapainya tujuan pendidikan yang sukses. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode penelitian kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan agama Islam di sekolah dasar cukup unik, jika dulu pikiran anak masih imajinatif dan egosentris, maka saat ini pikiran anak sedang berkembang ke arah berpikir konkrit, rasional dan obyektif. Ruang lingkup kajian pendidikan agama Islam adalah Al-Qur’an, agama, akhlak, fikih/ibadah, dan sejarah kebudayaan Islam. Metode pendidikan yang dapat diterapkan adalah metode Al-Quran, yaitu metode amstal, metode qishah, metode ibrah mauidzah, metode hiwar jadali, metode uswah hasanah, dan metode targhib tarhib. Sedangkan pendidikan agama Islam dapat dilakukan secara verbal maupun nonverbal, tertulis maupun tidak tertulis, yang bertujuan untuk mengukur kompetensi intelektual, kompetensi sosial, kompetensi sosial, dan kompetensi spiritual. Dengan demikian, pendidikan agama Islam diharapkan dapat menghasilkan manusia yang selalu berusaha menyempurnakan keimanan, ketakwaan, dan akhlaknya, serta bersemangat membangun peradaban Islam.
Copyrights © 2024