Stunting adalah masalah gizi kronis yang bisa berdampak signifikan kepada pertumbuhan dan perkembangan balita, serta memiliki konsekuensi jangka panjang terhadap kualitas hidup dan produktivitas manusia. Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap stunting adalah penyakit kronis seperti Tuberkulosis (TB) dan akses terhadap layanan kesehatan. Akses yang memadai ke layanan kesehatan memungkinkan deteksi dini dan penanganan cepat masalah gizi dan penyakit infeksi, termasuk TB, yang dapat mempengaruhi status gizi anak. Selain itu, kepatuhan terhadap pengobatan TB sangat penting untuk mencegah komplikasi dan penyebaran penyakit yang dapat memperburuk kondisi kesehatan anak dan menyebabkan stunting. Membuktikan hubungan antara akses pelayanan Kesehatan dan kepatuhan pengobatan TB dengan stunting di Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan pendekatan analitik kuantitatif dengan desain cross-sectional. Sebanyak 107 pasien diambil sebagai sampel menggunakan metode total sampling. Pengambilan data dengan rekam medis. Data yang terkumpul diolah menggunalan uji Rank Spearman’s guna mencari hubungan antara kedua variabel. Akses pelayanan Kesehatan yang dikategotikan dekat dengan persentase 83.3%. Kepatuhan pengobatan TB terbanyak dengan kategori patuh dengan persentase 77.6%. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara akses pelayanan Kesehatan dengan stunting dengan nilai p 0.211 (p≥0,05) dengan angka koefisien -0.122. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepatuhan pengobatan TB dengan stunting dengan nilai p 0.30.6 (p≥0,05) dengan angka koefisien -0.100. Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara akses layanan kesehatan dan kepatuhan dalam pengobatan TB dengan kejadian stunting di Bandar Lampung.
Copyrights © 2024