Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG Rahmah, Balqist Ar; Rafie, Rakhmi; Pratama, Sandhy Arya; Anggraini, Marisa
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 8 (2023): Volume 10 Nomor 8
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v10i8.9869

Abstract

Abstrak : Hubungan Antara Status Gizi Dengan Kejadian Tuberkulosis DiWilayah Kerja Puskesmas Kedaton Bandar Lampung. Tuberkulosis (TB)merupakan penyakit menular kronis yang menginfeksi paru-paru terutama padaseseorang dengan kondisi tidak baik salah satu faktornya adalah status gizi. Statusgizi berperan penting dalam mencegah timbulnya suatu penyakit sepertiTuberkulosis. Mengetahui hubungan antara status gizi dengan kejadian tuberkulosisdi Wilayah Kerja Puskesmas Kedaton Bandar Lampung Tahun 2022. Menggunakananalitik kuantitatif dengan rancangan penelitian ini menggunakan rancangan crosssectional. Berdasdarkan kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan sampel sebanyak396 orang. Analisa data menggunakan uji chi square. Diketahui distribusi frekuensiresponden dari status gizi adalah normal dan lebih sebanyak 307 orang (77.5%).Distribusi frekuensi responden adalah Non TB paru sebanyak 287 orang (72.5%).Terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kejadian TB paru (pvalue= 0.000). Ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kejadianTB paru.
HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ASAP ROKOK PADA KESEMBUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG Sitinjak, Fransisca Jaquline; Rafie, Rakhmi; Mandala, Zulhafis; Yuniar Sinaga, Fransisca Tarida
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 11 (2023): Volume 10 Nomor 11
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v10i11.10099

Abstract

Abstrak: Hubungan Antara Paparan Asap Rokok Pada Kesembuhan Pasien Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Kedaton Bandar Lampung. Pengobatan tuberkulosis memerlukan kondisi tubuh dan paru paru yang optimal apabila seseorang dengan lingkungan terpapar asap rokok dapat mempengaruhi proses penyembuhan TB paru dan dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri yang akan mempersulit kesembuhan. Mengetahui hubungan antara paparan asap rokok pada kesembuhan pasien Tuberkulosis Paru di wilayah kerja Puskesmas Kedaton Bandar Lampung Tahun 2022. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional dengan cara pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling. Didapatkan didapatkan usia responden terbanyak 15-64 tahun dengan 81 responden (77,1%), usia responden <15 tahun dengan 13 responden (12,4%), dan usia responden ≥65 tahun dengan 11 responden (10,5%). Jenis kelamin terbanyak yaitu laki-laki dengan 69 responden (65,7%) dan jenis kelamin perempuan dengan 36 responden (34,3%). Terpapar asap rokok dengan 89 responden (84,8%) tidak terpapar asap rokok dengan 16 responden (15,2%). Pasien tidak sembuh penyakit tuberkulosis paru dengan 54 responden (51,4%). Sembuh penyakit tuberculosis paru dengan 51 responden (48,6%). Terdapat hubungan antara paparan asap rokok dengan kesembuhan pasien tuberkulosis paru. Hasil statistik menunjukkan p-value = 0.003. Didapatkan hubungan antara paparan asap rokok pada kesembuhan pasien tuberkulosis paru di wilayah kerja puskesmas Kedaton Bandar Lampung.
Studi Literatur Gambaran Foto Toraks Pasien HIV Dengan Tb Paru Setyawan, Rudi; Hapsari, Tantri Dwi Kaniya Retro; Rafie, Rakhmi
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 6 (2024): Volume 11 Nomor 6
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i6.11883

Abstract

Human Immunodeficiency Virus(HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, khususnya sel T atau biasa kita sebut sel CD4 yang membantu sistem kekebalan tubuh melawan infeksi. Infeksi HIV akan meningkatkan faktor resiko berkembangnya infeksi oportunistik TB paru secara signifikan. Sepertiga penderita yang terinfeksi HIV di dunia mempunyai koinfeksi TB Paru. Pemeriksaan Radiologi toraks merupakan parameter pemeriksaan terbaik untuk menilai gambaran radiologi pada pasien HIV dengan TB Paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran foto toraks pasien HIV dengan TB Paru di berbagai wilayah. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan desain penelitian studi pustaka yang menggunakan mesin pencari Google Scholar dan Research Gate. Sumber data yang menjadi bahan bahan dalam penlitian ini adalah data tersier: yaitu hasil penelitian yang sudah dilakukan dan diterbitkan dalam jurnal online nasional dan internasional. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa 10 jurnal mendapatkan hasil bahwasannya penderita HIV/AIDS dan TB paru berdasarkan umur paling banyak pada rentang usia 31-40 tahun, berdasarkan jenis kelamin paling banyak pada jenis kelamin laki-laki, lesi kavitas dan konsolidasi merupakan tanda-tanda radiologis yang sering muncul pada pasien HIV dengan koinfeksi Tuberkulosis. Letak lesi lebih sering ditemukan pada lapang atas paru pasien dengan sistem imun yang baik karena tekanan oksigen yang lebih tinggi. Secara keseluruhan paling banyak pada rentang usia 31-40 tahun, pasien laki-laki, lesi kavitas dan konsolidasi merupakan tanda-tanda radiologis yang sering muncul, gambaran foto toraks yang sama pada pasien hiv dengan TB paru yakni letak lesi lebih sering ditemukan pada lapang atas paru pasien.
HUBUNGAN TINGKAT OPTIMISME DENGAN MEKANISME KOPING DALAM MENGHADAPI SKRIPSI PADA MAHASISWA KEDOKTERAN Fathurrozi, Galih; Lutfianawati, Dewi; Rafie, Rakhmi; Setiawati, Octa Reni
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 12 (2023): Volume 10 Nomor 12
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v10i12.12999

Abstract

Abstrak: Hubungan Tingkat Optimisme dengan Mekanisme Koping dalam Menghadapi Skripsi Pada Mahasiswa Kedokteran. Skripsi merupakan tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa program sarjana S-1 pada tingkat akhir. Mahasiswa dapat menggunakan mekanisme kopingnya dalam menghadapi tekanan pada skripsi yang mereka kerjakan. Salah satu mekanisme koping yang dianggap paling efektif digunakan untuk mengatasi tekanan pada mahasiswa adalah sikap optimisme.  Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat optimisme dengan mekanisme koping dalam menghadapi skripsi pada mahasiswa kedokteran. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis hubungan menggunakan uji korelasi Spearman. Pada penelitian ini didapatkan mekanisme koping paling banyak pada klasifikasi adaptif dengan jumlah 79 orang dengan presentase 74,5 %. Pada peneltian ini didapatkan bahwa frekuensi optimisme paling banyak pada optimisme sedang dengan jumlah 70 orang dengan presentase 66 %. Pada penelitian ini didapatkan nilai P (value) sebesar 0,022 < 0,05, maka dapat disimpulkan mekanisme koping memiliki hubungan yang signifikan terhadap optimism. Pada penelitian ini didapatkan nilai R sebesar 0,223 dapat diartikan bahwa mekanisme koping dengan optimism mahasiswa memiliki hubungan yang rendah. Kesimpulan mekanisme koping memiliki hubungan yang signifikan terhadap optimisme.
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG Aulia, Garizah; Rafie, Rakhmi; Mandala, Zulhafis; Hermawan, Dessy
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 8 (2023): Volume 10 Nomor 8
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v10i8.11700

Abstract

ABSTRAK : HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2022Pengobatan tuberkulosis membutuhkan waktu cukup lama untuk mencapai kesembuhan dengan kemungkinan mengalami efek samping sehingga membutuhkan pengawasan ketat dan dukungan untuk meningkatkan kepatuhan pasien untuk minum obat, khususnya dari orang terdekat yaitu keluarga.Tujuan: Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasien Tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Kedaton Bandar Lampung Tahun 2022. Metode :  Menggunakan metode analitik dengan rancangan cross sectional yang dilakukan di Puskesmas Kedaton Bandar Lampung. Responden penelitian berjumlah 106 orang. Menggunakan dua instrumen, yaitu kuesioner dukungan keluarga dan Morinsky Medication Adherence Scale (MMAS). Hasil : Didapatkan presentase responden yang memiliki dukungan keluarga baik sebesar 53,8% atau 57 responden, dukungan keluarga kurang berjumlah 46,2% atau 49 responden. Presentase kepatuhan menunjukan hasil 86,8% atau 92 responden patuh dan tidak patuh sebesar 13,2% atau 14 responden. . Hasil uji Chi Square didapatkan p-value sebesar 0.042 (p-value < 0.05). Kesimpulan : Ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasien tuberkulosis.
Hubungan Tingkat Depresi Dengan Kejadian Insomnia Pada Mahasiswa Kedokteran Universitas Malahayati Yoza, Aldy; Rafie, Rakhmi; Sudiyadnyani, Niputu; Possible, Jims Ferdinan
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 7 (2024): Volume 11 Nomor 7
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i7.15049

Abstract

Depresi dapat menyebabkan beberapa hormon tertentu menjadi tidak seimbang, di antaranya ialah hormon norepinefrin, kortisol, dan efinefrin, yang pada akhirnya akan dapat menyebabkan terpicunya kegiatan dalam sistem saraf simpatis menjadi terganggu, yang dapat menjadi salah satu pemicu terjadinya insomnia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat depresi dengan kejadian insomnia pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati tahun 2023. Penelitian ini menggunakan metode Cross Sectional. Subjek penelitian terdiri dari 591 responden dengan menggunakan kuesioner dan wawancara dengan responden. Hasil penelitian ini tentang hubungan antara tingkat depresi dengan kejadian insomnia pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Tahun 2023 di dapatkan p=0.000 dan OR 15.030 yang artinya terdapat hubungan yang signifikan. Terdapat hubungan antara tingkat depresi dengan kejadian insomnia pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati tahun 2023 dengan p value 0.000.
Hubungan Depresi Dengan Kejadian Insomnia Non Organik Pada Lanjut Usia Di Puskesmas Kemiling Bandar Lampung Rafie, Rakhmi; Mandala, Zulhafis; Ningsih, Sari; Wulandari, Yuke
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 11 (2024): Volume 11 Nomor 11
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i11.16227

Abstract

Kebanyakan Lanjut Usia mengalami perasaan yang tidak berdaya dan kehilangan harapan hidup sehingga dapat memicu kejadian depresi. Gejala depresi dapat berupa gejala afektif (jiwa yang tertekan, kesedihan, menangis), gejala kognitif (ketidakberdayaan, keputusasaan, kehilangan minat dan kesenangan dalam beraktivitas) dan gejala somatik (tidak bersemangat, kehilangan nafsu makan, gangguan pola tidur, dan kelelahan). Gangguan pola tidur pada lansia akibat depresi dikatakan sebagai insomnia non organik, biasanya disebabkan oleh stres, perubahan hormon, dan kelainan-kelainan kronis. Penelitian ini menggunakan Analitik observasional dengan menggunakan pendekatan metode cross sectional menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kemiling Bandar Lampung. Data statistik uji Chi-Square. Hasil Penelitian ini didapatkan Distribusi frekuensi karakteristik responden diketahui didapatkan sampel terbanyak ialah berusia 60-70 tahun sebanyak 26 responden (59,1%). Pada jenis kelamin responden didapatkan paling banyak pada jenis kelamin perempuan sebesar 28 responden (63,6%). Sedangkan pada pekerjaan terbanyak ditemukan pada pekerjaan IRT sebesar 19 responden (43,2%), berdasarkan tingkat depresi didapatkan responden terbanyak ialah tingkatan tidak depresi sebesar 24 responden (54.5%), pada insomnia terbanyak ialah pada responden yang tidak insomnia yaitu berjumlah 29 responden (65,9%). Pada uji Chi Square didapatkan p-value=0,002 (nilai p≥0,05). Pada Odds Ratio didapatkan bahwa orang dengan depresi sekurang-kurangnya 2.004 kali lipat dapat mengalami insomnia, dan paling besar beresiko sebesar 39,443 kali lipat dapat mengalami insomnia.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Baby Blues Syndrome Pada Primipara Sabila, Wanda Febi; Rafie, Rakhmi; Triswanti, Nia; Budiarta, I Nengah
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 11 (2024): Volume 11 Nomor 11
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i11.15146

Abstract

Baby Blues Syndrome merupakan suatu gangguan psikologis yang dialami ibu pada masa postpartum yang ditandai beberapa gejala seperti perubahan mood, merasa terlalu emosional, mudah menangis, letih, serta bingung dan pikiran kacau. Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya Baby Blues Syndrome antara lain faktor usia, status kehamilan, pekerjaan dan dukungan suami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Baby Blues Syndrome pada Primipara di RSUD.DR.H. Bob Bazar, SKM. Penelitian ini menggunakan metode Crossectional. Subjek penelitian terdiri dari 38 responden dengan menggunakan kuisioner dan wawancara dengan responden. Hasil penelitian ini diperoleh variabel yang terdapat hubungan signifikan adalah variabel usia dengan p-value = 0,000, pekerjaan p-value = 0,000, dan dukungan suami p-value = 0,043, sedangkan variabel status kehamilan tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan p-value 0,078 terhadap kejadian Baby Blues Syndrome. Usia <20 tahun & >35 tahun, pekerjaan wanita karir dan dukungan suami secara emosional, pisikis dan finansial merupakan variabel yang memiliki hubungan dengan kejadian Baby Blues Syndrome.
Hubungan Antara Akses Pelayanan Kesehatan Dan Kepatuhan Pengobatan Tb Dengan Stunting Di Bandar Lampung Hermawan, Ergo Esa Muharram; Sjahriani, Tessa; Rafie, Rakhmi; Hermawan, Dessy
Jurnal Medika Malahayati Vol 8, No 4 (2024): Volume 8 Nomor 4
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jmm.v8i4.16171

Abstract

Stunting adalah masalah gizi kronis yang bisa berdampak signifikan kepada pertumbuhan dan perkembangan balita, serta memiliki konsekuensi jangka panjang terhadap kualitas hidup dan produktivitas manusia. Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap stunting adalah penyakit kronis seperti Tuberkulosis (TB) dan akses terhadap layanan kesehatan. Akses yang memadai ke layanan kesehatan memungkinkan deteksi dini dan penanganan cepat masalah gizi dan penyakit infeksi, termasuk TB, yang dapat mempengaruhi status gizi anak. Selain itu, kepatuhan terhadap pengobatan TB sangat penting untuk mencegah komplikasi dan penyebaran penyakit yang dapat memperburuk kondisi kesehatan anak dan menyebabkan stunting. Membuktikan hubungan antara akses pelayanan Kesehatan dan kepatuhan pengobatan TB dengan stunting di Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan pendekatan analitik kuantitatif dengan desain cross-sectional. Sebanyak 107 pasien diambil sebagai sampel menggunakan metode total sampling. Pengambilan data dengan rekam medis. Data yang terkumpul diolah menggunalan uji Rank Spearman’s guna mencari hubungan antara kedua variabel. Akses pelayanan Kesehatan yang dikategotikan dekat dengan persentase 83.3%. Kepatuhan pengobatan TB terbanyak dengan kategori patuh dengan persentase 77.6%. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara akses pelayanan Kesehatan dengan stunting dengan nilai p 0.211 (p≥0,05) dengan angka koefisien  -0.122. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepatuhan pengobatan TB dengan stunting dengan nilai p 0.30.6 (p≥0,05) dengan angka koefisien -0.100. Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara akses layanan kesehatan dan kepatuhan dalam pengobatan TB dengan kejadian stunting di Bandar Lampung.
Hubungan Tingkat Depresi Dengan Kejadian Tuberkulosis Pada Pasien Tuberkulosis Di Puskesmas Gedong Air Bandar Lampung Wulandari, Amelia Rizka; Rafie, Rakhmi; Mustofa, Festy Ladyani
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 2 (2025): Volume 12 Nomor 2
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i2.18210

Abstract

Kesulitan yang dialami oleh pasien tuberkulosis dalam mengikuti pengobatan dengan berbagai obat dalam jumlah besar dan periode yang panjang seringkali menimbulkan gangguan kesehatan mental, termasuk kecemasan dan depresi. Munculnya perilaku baru yang dihadapi pasien, yaitu keharusan mengonsumsi obat dalam jumlah besar serta selama waktu yang panjang, memicu kekhawatiran pada mereka yang mengalaminya. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk memaparkan hubungan antara tingkat depresi dengan kejadian tuberkulosis di kalangan pasien tuberkulosis yang terdaftar di Puskesmas Gedong Air, Bandar Lampung selama tahun 2024. Penelitian analitik observasional ini telah dilakukan dengan menggunakan pendekatan potong lintang dan teknik sampel bertujuan, mencakup 60 sampel. Aktivitas penelitian ini diadakan di Puskesmas Gedong Air, terletak di Bandar Lampung. Uji chi-square digunakan dalam pemeriksaan statistik penelitian ini. Dalam penelitian yang melibatkan 60 sampel, terungkap bahwa kelompok usia yang dominan adalah 36-45 tahun dengan jumlah 22 responden (36,7%). Mengenai jenis kelamin, terdapat prevalensi lebih tinggi di kalangan laki-laki, dengan 32 responden (53,3%). Sedangkan mengenai tingkat depresi, ditemukan 41 responden (68,3%) yang mengalami depresi, dengan kebanyakan mengalami depresi sedang, mencakup 24 responden (40,0%). Analisis menggunakan uji Chi Square menghasilkan nilai p-value sebesar 0,001, yang menunjukkan signifikansi statistik (nilai p≥0,05).