Metode Iqra merupakan cara yang marak digunakan di masyarakat terutama di desa karena eksistensinya yang telah lama muncul, tak terkecuali di Madrasah Diniyah. Namun, terdapat perbedaan efektivitas metode ini di Madrasah Diniyah. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan wawancara dan observasi dengan analisis komparatif serta menggunakan teori sosiologi struktural fungsional Emile Durkheim. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui persamaan dan perbedaan pola sosialisasi Al-Qur’an melalui metode Iqra di MDTA Nurul Iman dan Nurul Hikmah serta menganalisis efektivitas metode iqra terhadap kemampuan membaca Al-Qur’an. Penelitian ini menunjukkan bahwa persamaan kedua MDTA ini adalah menggunakan Iqra versi lama, terdaftar di FKDT, santri yang mampu membaca Al-Qur’an mendapat ranking di sekolah, internal santri diklaim sebagai faktor utama tidak mampu membaca Al-Qur’an dan metode pengajaran. Sedangkan perbedaannya terletak pada jumlah santri yang mampu membaca Al-Qur’an, waktu mengaji, SDM dan fasilitas serta dukungan orangtua. Metode Iqra dinilai efektif untuk membaca Al-Qur’an karena mudah dan sistematis. Namun, terkadang keefektifitasan Iqra berkurang disebabkan oleh beberapa faktor yakni konten buku Iqra lama yang masih digunakan, waktu mengaji yang kurang sementara santri banyak, metode penyampaian guru, psikologis siswa yang lebih gemar bermain serta kurang rajin, keluarga yang kurang mendukung serta lingkungan teman dan gadget. Adapun faktor guru menjadi faktor utama yang dapat melahirkan faktor lainnya. Sebab dalam teori sosiologi struktural fungsional, guru menjadi posisi dominan dalam pembelajaran.
Copyrights © 2024