Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengidentifikasi bentuk-bentuk kekerasan yang muncul dalam penerapan budaya Mapalus, sebuah tradisi gotong royong khas Minahasa, serta menganalisis implikasinya bagi pendidikan Kristen pada anak-anak di Jemaat GMIM Sion Pontak. Sebagai tradisi, Mapalus memiliki nilai kebersamaan dan tolong-menolong yang sangat kuat, namun beberapa penerapannya terindikasi melibatkan kekerasan, baik dalam bentuk fisik, verbal, maupun sosial, yang secara langsung atau tidak langsung berdampak pada perkembangan anak. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif berbasis studi kasus, penelitian ini melibatkan wawancara mendalam, observasi lapangan, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekerasan dalam praktik Mapalusmemberi dampak signifikan pada psikologi anak-anak, mempengaruhi persepsi mereka terhadap otoritas dan nilai-nilai sosial. Di tengah komunitas Mapalus, pendidikan Kristen memainkan peran penting dalam memitigasi dampak kekerasan ini melalui kegiatan yang mengajarkan kasih, pengampunan, dan nilai-nilai non-kekerasan. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa gereja, sebagai wadah pendidikan Kristen, memiliki potensi untuk mengubah pola pikir komunitas dan memperkuat kesadaran akan dampak negatif kekerasan terhadap anak-anak. Gereja diharapkan dapat berperan sebagai fasilitator untuk memperkenalkan pendekatan non-kekerasan dalam mendidik dan membimbing anak-anak agar nilai-nilai kasih dan penghargaan menjadi pondasi utama dalam kehidupan mereka.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024