Latar Belakang: Remaja sangat rentan mengalami masalah gizi ganda. Kejadian kegemukan pada remaja usia 13-15 tahun di Indonesia mengalami peningkatan, sebanyak 11,2% anak remaja mengalami kegemukan dan 4,8% mengalami obesitas. Salah satu kebiasaan makan yang sering terjadi pada remaja adalah kurang beragamnya pola makan sehari-hari. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara keragaman pangan dengan status gizi pada remaja usia 12-15 tahun. Metode: Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 4 Depok, Sleman menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian dipilih secara purposive sampling dengan total sampel sebanyak 68 orang remaja. Keragaman pangan diukur menggunakan formulir Individual Dietary Diversity Score (IDDS) berdasarkan wawancara recall 24 jam sebanyak dua kali yang mewakili hari kerja dan hari libur. Status gizi diukur menggunakan indikator IMT menurut Usia (IMT/U). Analisis statistik menggunakan uji Chi Square. Hasil: Sebanyak 25% remaja memiliki keragaman pangan kurang dan 75% memiliki keragaman pangan sedang. Ada 39,7% remaja mengalami gizi lebih dan 60,3% mengalami gizi normal. Hasil uji Chi Square menunjukkan hubungan signifikan antara keragaman pangan dengan status gizi pada remaja (p=0,032; OR=4,01; CI=1,26-12,75). Kesimpulan: Ada hubungan bermakna antara keragaman pangan dengan status gizi remaja usia 12-15 tahun. Hasil mengindikasikan semakin beragam konsumsi pangan remaja maka status gizi remaja semakin banyak yang normal.Kata Kunci : Keragaman Pangan; Individual Dietary Diversity Score (IDDS); Status Gizi;Gizi Lebih; Remaja; Usia 12-15 tahun
Copyrights © 2024