Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

KAJIAN SIFAT FISIK DAN SERAT PANGAN PADA GEBLEK SUBSTITUSI DAUN KELOR (Moringa oleifera) Meiyana, Klara Tri; Dewi, Devillya Puspita; Kadaryati, Sri
Ilmu Gizi Indonesia Vol 1, No 2 (2018): Februari
Publisher : Program Studi S-1 Ilmu Gizi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.361 KB)

Abstract

Latar Belakang : Penyakit degeneratif menduduki urutan utama sebagai penyebab kematian di Kulon Progo. Salah satu upaya pencegahan penyakit degeneratif dilakukan melalui pemberian makanan tinggi serat. Tepung daun kelor memiliki kandungan serat pangan yang tinggi. Pencampuran tepung daun kelor dalam pembuatan geblek diharapkan meningkatkan kadar serat pangan pada geblek. Namun hal ini juga dapat mempengaruhi sifat fisik geblek, sehingga perlu diketahui vasiasi substitusi yang sesuai. Tujuan: Mengetahui pengaruh variasi substitusi tepung daun kelor terhadap sifat fisik dan kadar serat pangan geblek. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah observasional. Geblek dibuat dengan empat variasi, yaitu pencampuran tepung daun kelor sebanyak 0% (A), 5% (B), 7,5% (C), 10% (D). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2017. Pembuatan geblek dan uji sifat fisik dilakukan di Laboratorium Dietetik/Gizi Universitas Respati Yogyakarta. Sifat fisik geblek diamati secara subjektif pada warna, aroma, rasa dan tekstur. Pengujian kadar serat pangan menggunakan metode enzimatis di Laboratorium Chem-mix Pratama Yogyakarta. Data disajikan secara deskriptif. Hasil : Semakin banyak pencampuran tepung daun kelor pada geblek menyebabkan warna geblek semakin hijau, aroma semakin khas daun kelor (langu), rasa semakin khas daun kelor (sepat), dan tekstur semakin kehilangan kekenyalannya. Semakin banyak tepung daun kelor menyebabkan kadar serat geblek semakin tinggi. Serat pangan tertinggi pada geblek D yaitu 14,02%. Kesimpulan : Substitusi tepung daun kelor berpegaruh  sifat fisik dan meningkatkan serat pangan geblek.
PENGARUH MENU PILIHAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN Nasriyanto, Sri Kadaryati,
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu Vol 1, No 1 (2019): Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.018 KB)

Abstract

Salah satu kunci dari kualitas pelayanan yaitu kepuasan konsumen. Menu nonselective meningkatkan ketidakpuasan pasien dan juga sisa makanan. Sistem menu pilihan banyak diterapkan pada rumah sakit di Indonesia, sebagai daya tarik dalam pelayanan makan pasien. Evaluasi diperlukan untuk mengetahui efektif dan efisiennya sebuah sistem. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaruh pemberian menu pilihan terhadap kepuasan pasien.Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian quasi eksperimental. Subjek dibagi menjadi menjadi kelompok menu pilihan dan menu standar. Penelitian selama enam bulan di RST Tk. II Dr. Soedjono Magelang. Pemilihan tempat dilakukan secara purposive. Pengukuran kepuasan pasien menggunakan kuesioner kepuasan. Perbedaan tingkat kepuasan antara kedua kelompok dianalisis menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact. Sebanyak 41% subjek menyatakan puas terhadap menu standar. Sebanyak 22% subjek menyatakan puas terhadap menu pilihan. Tidak ada perbedaan kepuasan makan antara menu pilihan dan menu standar secara keseluruhan maupun berdasarkan indikator kualitas makanan (p=0,159). Ada perbedaan kepuasan makan antara kelompok menu pilihan dan menu standar berdasarkan indikator kualitas pelayanan (p=0,001). Penerapan menu pilihan di RST Tk. II dr. Soedjono Magelang perlu mempertimbangkan kualitas makanan yang disajikan sehingga dapat mendukung kepuasan makan pasien.Kata kunci: menu pilihan; rumah sakit; kepuasan; kualitas makanan; kualitas pelayanan; pasienOne of the keys to service quality is customer satisfaction. Nonselective menu increases patient dissatisfaction and plate waste. The selective menu system is widely applied to hospitals in Indonesia, as an attraction on food services to the patient. Evaluation is needed to know the effectiveness and efficiency of a system. This study aims to determine the effect of selective menu to patient satisfaction. There was a quasi-experimental study. Subjects are divided into selective menu and standard menu groups. Study for six months at RST Tk. II dr. Soedjono Magelang. Location was selected by purposive. Measurement of patient satisfaction using a satisfaction questionnaire. Differences in satisfaction level between the two groups were analysed using ChiSquare or Fisher Exact test. A total of 41% of the subjects expressed satisfaction with the standard menu. As many as 22% of subjects expressed satisfaction with the selection menu. There is no difference in satisfaction level between selection menu and standard menu based on food quality indicators (p=0.159). There is a difference in satisfaction level between selection menu and standard menu based on service quality indicators (p=0.001). Application of selection menu in RST Tk. II dr. Soedjono Magelang needs to consider the food quality so that it can support patient satisfaction.Keywords: selection menu; hospital; satisfaction; food quality; service quality; patient
UJI ORGANOLEPTIK FORMULA MINUMAN OLAHRAGA BERBASIS JAMUR TIRAM PUTIH (PLEUROTUS OSTREATUS) Sri Kadaryati, Eva Putri Yuliana, Yuni Afriani, Siti Wahyuningsih,
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu Vol 1, No 2 (2019): Prosiding Seminar Nasional : Pemanfaatan Literasi Digital Dalam Publikasi Ilmiah
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Performa olahraga dibutuhkan atlet saat berkompetisi. Minuman olahraga digunakan untuk peningkatan performa. Jamur tiram merupakan salah satu bahan makanan yang berpotensi menjadi bahan baku minuman olahraga. Syarat minuman olahraga adalah dapat diterima secara organoleptik, aman, kandungan natrium minimal 230 mg/L atau 10 mmol/L, kalium maksimal 200 mg/L, nilai osmolalitas maksimal 340 mOsml/kg. Penelitian untuk mengetahui kesukaan panelis pada formula minuman olahraga berbasis jamur tiram putih. Penelitian ini merupakan observational laboratory yang meliputi pembuatan tepung jamur dan uji organoleptik. Terdapat 2 formula minuman yaitu formula A dan formula B. Formula terdiri dari tepung jamur, gula, dan NaCl dengan variasi berat tepung jamur yang berbeda. Gula dan NaCl dibuat sama dengan pertimbangan memenuhi 6-8% karbohidrat pada setiap formula. Uji organoleptik menggunakan hedonic scale test dengan empat skala penilaian pada 30 panelis semi terlatih dengan menilai aspek warna, aroma, rasa, tekstur, dan secara keseluruhan. Analisis data dengan uji Mann Whitney. Formula A memiliki skor tertinggi dari warna, aroma, rasa, tekstur dan secara keseluruhan.Terdapat perbedaan yang signifikan pada formula A dan B dari segi warna dan secara keseluruhan (p<0,05). Aroma, rasa dan tekstur tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kedua formulasi (p>0,05). Formula A merupakan formula terbaik dan dapat diterima secara organoleptik.
KAJIAN SIFAT FISIK DAN SERAT PANGAN PADA GEBLEK SUBSTITUSI DAUN KELOR (Moringa oleifera) Klara Tri Meiyana; Devillya Puspita Dewi; Sri Kadaryati
Ilmu Gizi Indonesia Vol 1, No 2 (2018): Februari
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.361 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v1i2.38

Abstract

Latar Belakang : Penyakit degeneratif menduduki urutan utama sebagai penyebab kematian di Kulon Progo. Salah satu upaya pencegahan penyakit degeneratif dilakukan melalui pemberian makanan tinggi serat. Tepung daun kelor memiliki kandungan serat pangan yang tinggi. Pencampuran tepung daun kelor dalam pembuatan geblek diharapkan meningkatkan kadar serat pangan pada geblek. Namun hal ini juga dapat mempengaruhi sifat fisik geblek, sehingga perlu diketahui vasiasi substitusi yang sesuai. Tujuan: Mengetahui pengaruh variasi substitusi tepung daun kelor terhadap sifat fisik dan kadar serat pangan geblek. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah observasional. Geblek dibuat dengan empat variasi, yaitu pencampuran tepung daun kelor sebanyak 0% (A), 5% (B), 7,5% (C), 10% (D). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2017. Pembuatan geblek dan uji sifat fisik dilakukan di Laboratorium Dietetik/Gizi Universitas Respati Yogyakarta. Sifat fisik geblek diamati secara subjektif pada warna, aroma, rasa dan tekstur. Pengujian kadar serat pangan menggunakan metode enzimatis di Laboratorium Chem-mix Pratama Yogyakarta. Data disajikan secara deskriptif. Hasil : Semakin banyak pencampuran tepung daun kelor pada geblek menyebabkan warna geblek semakin hijau, aroma semakin khas daun kelor (langu), rasa semakin khas daun kelor (sepat), dan tekstur semakin kehilangan kekenyalannya. Semakin banyak tepung daun kelor menyebabkan kadar serat geblek semakin tinggi. Serat pangan tertinggi pada geblek D yaitu 14,02%. Kesimpulan : Substitusi tepung daun kelor berpegaruh  sifat fisik dan meningkatkan serat pangan geblek.
Evaluasi sensori, kandungan gula dan natrium pada formula bumbu penyedap berbasis jamur tiram (Pleurotus ostreatus) Sri Kadaryati; Yuni Afriani
Ilmu Gizi Indonesia Vol 5, No 2 (2022): Februari
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/ilgi.v5i2.323

Abstract

Latar belakang: Penelitian sebelumnya menunjukkan penambahan gula-garam dapat meningkatkan kesukaan panelis terhadap bumbu penyedap dari tepung jamur tiram. Pengembangan formulasi diperlukan untuk menghasilkan produk yang dapat diterima masyarakat. Kandungan gula dan natrium perlu dicantumkan dalam label kemasan produk. Tujuan: Merumuskan formula bumbu penyedap berbasis jamur tiram yang dapat diterima secara sensori, sekaligus mengetahui kandungan gula dan natriumnya. Metode: Tepung bumbu A, B, dan C dibuat dari jamur tiram dan bahan pelengkap (wortel, bawang putih, bawang merah, tomat, seledri, dan merica) di CV. Progress Jogja. Kandungan gula dan natrium dianalisis di PT. Saraswanti Indo Genetech. Kandungan gula sukrosa dianalisis secara HPLC, sedangkan natrium dianalisis menggunakan ICP-OES. Formula bumbu penyedap dibuat dari tepung bumbu jamur tiram sebanyak 50% (formula 352, 936, dan 857) dan 70% (formula 353, 937, dan 858), dengan penambahan gula pasir dan garam sebanyak 1 : 2. Evaluasi sensori (warna, aroma, rasa) menggunakan uji hedonik dengan tiga panelis terlatih. Perbedaan tingkat penerimaan panelis dianalisis menggunakan uji Kruskal-Walis. Kandungan gula dan natrium formula bumbu penyedap terbaik berdasarkan evaluasi sensori diperoleh dengan perhitungan dengan mempertimbangkan kandungan gula dan natrium pada setiap bahan. Hasil: Tepung bumbu A memiliki kandungan gula tertinggi dan natrium terendah, sedangkan tepung bumbu B dengan gula terendah dan natrium tertinggi. Formula 858 mendapatkan penilaian terbaik pada warna, aroma, dan rasa. Kesimpulan: Formula C (70%) dan kombinasi gula-garam sebanyak 1 : 2 merupakan formula terbaik berdasarkan evaluasi sensori. Sebanyak 5 gram formula bumbu terbaik memenuhi 1,1% anjuran konsumsi gula dan 20,08% anjuran konsumsi natrium sehari.
Pengaruh teknik pengolahan terhadap kandungan beta-karoten pada brokoli (Brassica oleracea L.) Mario Febrianus Helan Sani; Setyowati Setyowati; Sri Kadaryati
Ilmu Gizi Indonesia Vol 2, No 2 (2019): Februari
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.646 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v2i2.108

Abstract

Latar Belakang: Beta-karoten merupakan salah satu isomer karoten yang bisa ditemukan pada sayuran berwarna hijau tua atau kuning tua (seperti wortel dan brokoli). Brokoli merupakan sayuran yang memiliki kandungan beta-karoten yang cukup tinggi, yaitu 623 IU/100 gram. Namun, proses pengolahan brokoli menjadi hidangan dapat menurunkan kandungan beta-karotennya. Tujuan: Mengetahui pengaruh teknik pengolahan terhadap kandungan beta-karoten pada brokoli. Metode: Jenis penelitian ini adalah observational di laboratorium. Penelitian ini menggunakan rancangan acak sederhana dengan dua kali pengulangan dan satu unit percobaan. Teknik pengolahan yang dilakukan adalah merebus, mengukus, dan menumis. Brokoli mentah digunakan sebagai kontrol. Penelitian dilakukan pada bulan Februari–Maret 2017. Analisis kadar beta-karoten dilakukan di Laboratorium Chem-mix Pratama Yogyakarta dengan metode spektrofotometri. Hasil: Kadar beta-karoten tertinggi terdapat pada brokoli mentah diikuti dengan brokoli yang ditumis, dikukus dan direbus. Persen penurunan kadar beta-karoten yang direbus, dikukus dan ditumis dibandingkan dengan brokoli mentah masing-masing sebesar 45,87%, 33,52% dan 22,25%. Ada penurunan kadar beta-karoten yang signifikan setelah direbus, ditumis, maupun dikukus dibandingkan dengan brokoli segar (p<0,05). Kesimpulan: Kadar beta-karoten pada brokoli mengalami penurunan setelah dilakukan pengolahan dengan cara direbus, dikukus, dan ditumis. Merebus mengakibatkan penurunan kadar betakaroten terbanyak dibandingkan dengan kedua proses lainnya.
Uji Sensori dan Formulasi Produk Bumbu Penyedap Berbasis Jamur Tiram (Studi Pengembangan Produk Alternatif Monosodium Glutamate) Sri Kadaryati; Margaretha Arinanti; Yuni Afriani
agriTECH Vol 41, No 3 (2021)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.146 KB) | DOI: 10.22146/agritech.51356

Abstract

Monosodium glutamate (MSG) is used as flavour enhancer in food preparation. The regulations in Indonesia didn’t mention the maximum limit for using MSG. This resulted in the pro and contra regarding the side effects of MSG. On the other hand, complex process of fermentation, purification and crystallization were needed to make MSG. These various things led to the thought of finding alternative flavour enhancers that were relatively safer with simpler processes. The previous study has shown that oyster mushroom (Pleurotus ostreatus) was potential to be develop into a flavouring product as an alternative of MSG. Product formulations was needed to produce the accepted products by taste and economic. Sensory test was needed in the product development process to determine the panellists acceptance of the product. This study aims to provide the panellist preference for sensory tests. This study was an observational laboratory study, conducted on June 2018-April 2019, at Laboratorium Gizi/Kulinari, Universitas Respati Yogyakarta. The 1st sensory test was carried out to know the difference between the oyster mushroom-based flavouring formula and MSG, and the panelists preference level of the formula. The flavouring formula in the 2nd sensory test was made by adding a combination of sugar and salt. The 2nd phase of sensory test was carried out to find out the most acceptance formula by the panellists. Each sample was dissolved in warm water, then 30 ml for each sample was served. The basic ingredients of this formula were oyster mushroom flour which were prepared by soaking in 6.25 ppm of sodium bisulfite solution for 10 minutes, followed by cabinet drying with temperature of 50ºC for 30 hours. Formula 403 is the best flavouring formula based on sensory test results. Future studies can consider products using for food processing in the food service.
Edukasi Penyelenggaraan Kantin Sehat pada Pengelola Sekolah di Wilayah Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta Yunita Indah Prasetyaningrum; Sri Kadaryati
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 12, No 1 (2021): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v12i1.5627

Abstract

Anak usia sekolah membutuhkan konsumsi pangan yang sesuai gizi seimbang. Salah satu kebiasaan anak sekolah yang popular adalah mengonsumsi makanan jajanan. Namun, konsumsi makanan jajanan di sekolah belum mampu memenuhi kecukupan gizi harian pada anak di Indonesia. Oleh karena itu, perlu diperhatikan penyediaan makanan sehat di kantin sekolah. Salah satu upaya awal untuk menumbuhkan kepedulian institusi pendidikan terhadap program kantin sehat adalah program edukasi penyelenggaraan kantin sehat bagi pengelola kantin sekolah. Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan para pemangku kebijakan sehingga mampu mengubah perilaku pengelola kantin ke arah penyelenggaraan kantin sehat. Sasaran kegiatan meliputi kepala sekolah atau guru dan pengelola kantin sekolah menengah pertama di wilayah Kecamatan Depok, Sleman. Kegiatan pengabdian meliputi: (1) edukasi penyelenggaraan kantin sehat dengan metode ceramah dan tanya jawab kemudian dilanjutkan pendampingan studi lapangan di kantin sekolah; dan (2) pengamatan perubahan perilaku pada penjual kantin. Evaluasi perubahan pengetahuan diukur menggunakan kuesioner pretest dan postest. Sementara itu, evaluasi perubahan perilaku dilakukan dengan pengamatan penyelenggaraan kantin sehat menggunakan checklist kantin sehat. Berdasarkan kegiatan pengabdian disimpulkan bahwa: (1) edukasi mampu meningkatkan pengetahuan tentang penyelenggaraan kantin sehat bagi pengelola kantin sekolah; dan (2) edukasi dan monitoring belum mengubah perilaku pengelola kantin sekolah. Keberhasilan penyelenggaraan kantin sehat di sekolah membutuhkan edukasi menyeluruh bagi semua warga sekolah serta kegiatan pendampingan dan promosi tentang pentingnya kantin sehat di sekolah.
Edukasi warga sekolah dalam rangka perwujudan kantin sehat di sekolah Sri Kadaryati; Yunita Indah Prasetyaningrum; Satria Nugraha
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 17 No. 2 (2021): Transformasi Desember
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v17i2.3737

Abstract

[Bahasa]: Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Depok memiliki fasilitas bangunan kantin yang permanen beserta pengelolanya sebagai unsur penunjang utama penyelenggaraan kantin sehat di sekolah. Namun, hal ini belum didukung dengan penyelenggaraan jajanan sehat dan aman di sekolah. Penjual kantin sekaligus sebagai penjamah makanan perlu ditingkatkan pengetahuannya terkait penyelenggaraan makanan sesuai dengan syarat kebersihan (higiene) sanitasi makanan untuk menjamin pangan yang aman dan sehat. Siswa sebagai konsumen kantin juga perlu mendapatkan pengetahuan yang baik sebagai acuan dalam pemilihan pangan jajanan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berupa edukasi dalam bentuk penyuluhan sebagai rangkaian kegiatan pendampingan penyelenggaraan kantin sehat di sekolah di SMP Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta. Sasaran edukasi yaitu siswa kelas VII dan VIII serta penjamah makanan di kantin sekolah. Tujuan program ini untuk meningkatkan pengetahuan siswa terkait dengan pemilihan makanan jajanan sehat, serta memberikan pengetahuan kepada petugas kantin dalam menyediakan pilihan pangan jajanan yang lebih sehat dan aman. Evaluasi kegiatan edukasi terhadap pengetahuan siswa, dilihat berdasarkan hasil pre-test dan post-test. Pemberian edukasi dapat meningkatkan tingkat pengetahuan siswa secara statistik. Kegiatan edukasi kepada petugas kantin dilakukan dengan media Whatsapp Group. Hasil kegiatan ini menunjukkan adanya sikap yang positif pada penjamah mengenai penyelenggaraan kantin sehat dengan penerapan higiene sanitasi makanan dan pemilihan pangan sehat. Di samping itu, pengetahuan petugas kantin meningkat meskipun tidak signifikan secara statistik. Pengamatan kondisi kantin sekolah setelah dua bulan pelaksanaan edukasi menunjukkan belum adanya perubahan pada jenis makanan yang dijual di kantin, perilaku penjamah makanan, maupun pada fasilitas kantin. Program edukasi gizi mampu meningkatkan pengetahuan siswa dan penjamah makanan tentang pemilihan makanan jajanan aman dan sehat. Namun, peningkatan pengetahuan ini belum cukup untuk mewujudkan penyelenggaraan kantin sehat di sekolah. Kata Kunci: kantin sehat, sekolah, edukasi, gizi, pemilihan makanan [English]: SMP Negeri 1 Depok has a permanent canteen building facility as well as a canteen manager, which are the main supports in the implementation of a healthy canteen at school. However, it has not been supported by implementation of healthy and safe snacks in schools. Food handlers in canteen need to increase their knowledge about food service in accordance with food hygiene and sanitation, to ensure safe and healthy food. Students as canteen consumers also need to get the good knowledge as reference in choosing snack food in the canteen. This community service program consists of education as a series implementation of healthy school canteen at SMP Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta. The participants were 7th and 8th students and food handlers in the canteen. This program aims to increase students’ knowledge concerning the selection of healthy foods, and to give knowledge to the food handlers in providing healthier and safer food choices. The evaluation of students’ knowledge was based on pre-test and post-test. The delivery of education can increase knowledge level statistically. The education activities for the food handler was done using Whatsapp group. The results of this program reveal that there was positive attitude of food handler about providing healthy school canteen arrangement with application of higiene and sanitation, and healthy food choices. Food handler knowledge was increased, but not statistically significant. Observing school canteen after two months of education showed no change in the type of food choice in the school canteen, food handlers behavior, and cafeteria facility. Nutrition education programs were able to improve students’ knowledge of healthy food and good food choices. However, the better knowledge was not enough to actualize a healthy canteen in the school. Keywords: healthy canteen, school, education, nutrition, food choice
PENGEMBANGAN MEDIA EDUKASI PENILAIAN STATUS GIZI REMAJA PADA MASA PANDEMI Sri Kadaryati; Yunita Indah Prasetyaningrum; Dika Putri Hastuti
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2021: 3. Kesehatan Keluarga dan Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (611.263 KB) | DOI: 10.18196/ppm.43.638

Abstract

Prevalensi overweight dan obesitas meningkat di Indonesia, baik pada orang dewasa, maupun anak-anak dan remaja. Pemantauan status gizi remaja diperlukan untuk mencegah masalah gizi lebih lanjut pada masa dewasa. Pandemi COVID-19 membatasi pelaksanaan kegiatan luring untuk menghindari kontak fisik. Penyusunan media edukasi bertujuan untuk memberikan panduan yang aplikatif dalam pemantauan status gizi di tingkat sekolah menengah pertama. Adapun media edukasi yang disusun terdiri dari Buku Saku Pemantauan Status Gizi Remaja dan Video Pengukuran Antropometri Remaja. Buku saku maupun video menjadi media pembelajaran yang menarik bagi remaja. Pengembangan media berdasarkan studi menggunakan sumber pustaka terkini. Buku saku disusun berdasarkan kaidah penyusunan buku saku dan disesuaikan layout untuk sasaran usia remaja. Pembuatan video menggunakan teknik shooting dengan dua talent yang berperan sebagai dua remaja yang sedang melakukan pengukuran antropometri. Buku saku ber-ISBN diterbitkan dalam bentuk hardcopy dan e-book, sedangkan video didaftarkan sebagai Hak Cipta. Video pembelajaran pengukuran antropometri remaja telah digunakan dalam rangkaian kegiatan pemantauan status gizi remaja sebagai sarana advokasi penyelenggaraan posyandu remaja di SMP Negeri 4 Depok, Sleman. Buku saku diserahkan kepada pihak sekolah untuk pengayaan materi di perpustakaan. Buku saku dan video mengenai pemantauan status gizi remaja dapat digunakan secara berkelanjutan sebagai media edukasi yang aplikatif pada masa pandemi.