Artikel ini bertujuan untuk menganalisis deklarasi identitas dan perlawanan dalam syiir Sijjil Ana ‘Arabi Karya Mahmoud Darwish menggunakan pendekatan wacana kritis Fairclough. Dengan fokus pada teks syiir, penelitian ini mengeksplorasi bagaimana Darwish membangun identitas Arab yang kuat, menolak stigma, dan menyoroti ketidakadilan yang dialami oleh rakyat Palestina. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis wacana kritis, yang memungkinkan peneliti untuk menggali lapisan-lapisan makna dalam bahasa yang digunakan, serta untuk memahami konteks sosial dan politik yang mendasari karya tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa syiir ini berfungsi sebagai deklarasi identitas yang menegaskan martabat dan hak-hak individu, sekaligus menciptakan kesadaran akan solidaritas di antara komunitas yang terpinggirkan. Selain itu, hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa perlawanan tidak hanya diungkapkan melalui tindakan fisik, tetapi juga melalui pengakuan identitas dan harapan untuk masa depan yang lebih baik. Melalui penggambaran ketidakadilan ekonomi dan emosi kolektif, syiir ini memberikan suara kepada mereka yang terpinggirkan dan mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya keadilan sosial. Artikel ini diharapkan dapat memberikan wawasan lebih dalam tentang kekuatan puisi sebagai alat untuk mengekspresikan perlawanan dan membangun identitas kolektif dalam konteks penindasan
Copyrights © 2024