Banjir adalah suatu kondisi di mana tidak tertampungnya air dalam saluran pembuang (palung sungai) atau terhambatnya aliran air di dalam saluran pembuang, sehingga meluap menggenangi daerah (dataran banjir) sekitarnya. Pengendalian banjir pada dasarnya dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun yang penting adalah dipertimbangkan secara keseluruhan dan dicari sistem yang paling optimal. Debit adalah air yang mengalir melalui suatu saluran dalam satu satuan waktu. Salah satu cara untuk menghitung debit banjir rencana adalah dengan menggunakan metode hidrograf Nakayasu. Penelitian akan dilakukan di Kota Turikale Kab. Maros Sulawesi Selatan. Adapun besarnya debit banjir yang terjadi di Kota Turikale Kecamatan Turikale Kabupaten Maros adalah sebesar 2777.953 m3/s selama intensitas 7.13 jam dengan periode 100 tahunan sementara daya tampung debit air hujan maksimal sungai Maros + sungai Tomalia sebesar 499.653 m3/s. Jadi dapat dikatakan sungai tidak dapat menampung debit air hujan yang terjadi sebesar 2278.3 m3/s. Analisis dengan menggunakan metode HSS Nakayasu pada grafik memperlihatkan perbandingan antara debit banjir dan lamanya hujan jam pertama sampai jam ke enam terlihat debit banjir naik sebesar 20,00 m3/detik, demikian pula dari lama hujan 6 jam ke 7 jam naik menjadi 20,67 m3/detik, namun pada lama jam ke 7 sampai 32 jam debinya menurun secara signifikan. Bentuk pengendalian yang dipilih untuk dapat mengendalikan debit banjir yang besar adalah pembuatan kolam retensi karena kolam retensi dapat menampung volume air yang besar dan volume kolam yang dibutuhkan sebesar 3 105 289.18 m3 sehingga banjir dapat diatasi karna volume kolam lebih besar dibandingkan debit banjir yang terjadi.
Copyrights © 2024