Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji komunikasi interpersonal di kalangan masyarakat Gang Milan dalam upaya membangun solidaritas. Penelian menggunakan pendekatan kualitatif dengan cara ini mengeksplorasi interaksi sehari-hari antarwarga. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi masyarakat Gang Milan, serta analisis dokumen terkait. Teori Interaksi Simbolik digunakan sebagai landasan untuk memahami dinamika komunikasi dalam konteks komunikasi interpersonal di komunitas ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Gang Milan sangat beragam karena terdiri dari berbagai latar belakang suku, agama, dan bahasa. Komunikasi interpersonal melalui kata-kata dan simbol-simbol seperti gestur, ekspresi wajah, serta intonasi suara menjadi dasar dalam membangun pemahaman bersama. Bahasa dan budaya Betawi mendominasi komunikasi sehari-hari, namun setiap individu tetap mempertahankan identitas budaya masing-masing. Toleransi beragama terlihat jelas di antara warga dengan perbedaan agama. Komunikasi interpersonal ini membantu warga memahami perasaan dan pandangan satu sama lain, yang pada gilirannya menghasilkan rasa kesetaraan, empati, dukungan, serta keterbukaan yang memperkuat solidaritas di antara mereka. Warga secara aktif menafsirkan simbol-simbol dalam interaksi, yang memperdalam pemahaman dan membangun hubungan yang lebih personal. Individu menyadari pentingnya peran mereka dalam menjaga keharmonisan sosial, yang menciptakan komunikasi yang terbuka dan suportif tanpa hierarki yang kaku. Solidaritas komunitas terbentuk melalui interaksi sosial yang berulang, seperti kegiatan gotong royong dan kegiatan keagamaan, yang memperkuat ikatan sosial di tengah keberagaman.
Copyrights © 2024