Masalah utama dalam konseling konvensional adalah keterbatasanya dalam mengintegrasikan dimensi spiritual yang mendalam. Pendekatan ini sering kali hanya berfokus pada aspek psikologis dan emosional, sehingga tidak sepenuhnya membantu konseli memahami dan memulihkan dirinya dalam hubungan dengan Allah, sesama, dan dirinya sendiri. Untuk menjawab tantangan ini, penelitian ini mengkaji konseling pastoral sebagai pendekatan yang menawarkan keunikan melalui integrasi prinsip-prinsip telogis dan spiritual. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode kepustakaan, menekankan analisis isi untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang topik yang sedang ditelitik. Penelitian ini menemukan bahwa konseling pastoral memiliki keunikan dibandingkan konseling pada umumnya karena adanya trilogi narasi yang terdiri dari Allah, konselor, dan konseli, yang harus hadir dalam proses konseling agar lebih efektif. Dalam konseling pastoral, konselor dan konseli ditempatkan dalam relasi yang sederajat dengan melibatkan kehadiran Allah melalui Roh-Nya dalam percakapan yang jujur dan terbuka. Proses ini tediri dari tiga tahap: persiapan, percakapan dan evaluasi-solusi, yang dibangun melalui narasi Allah, konselor dan konseli. Dengan prinsip-prinsip Firman Allah dan karya Roh Kudus, serta kepedulian dan kasih dari konselor,suasana konseling menjadi hidup dan membantu konseli untuk dapat mengenal dirinya, sesama dan Allah secara benar. Konseling pastoral ini memungkinkan konseli untuk bernarasi secara jujur tentang kehidupannya sehingga mendapat kesempatan untuk mengalami pemulihan yang holistik.
Copyrights © 2024