RSUD Bandung Kiwari mulai menerapkan Rekam Medis Elektronik (RME) sejak tahun 2022 pada pelayanan rawat jalan. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis ditemukan hambatan dalam pelaksanaan RME yaitu terdapat jaringan kurang stabil, belum ada Standar Prosedur Operasional (SPO) mengenai pelaksanaan RME, dan belum semua formulir terakomodir di RME. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hambatan dalam implementasi RME berdasarkan unsur man, machine, material, method, dan money. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian yaitu Kepala Rekam Medis, Petugas Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), Dokter Umum, Perawat, dan Petugas Teknologi Informasi. Objek penelitian yaitu Rekam Medis Elektronik di unit rawat jalan RSUD Bandung Kiwari. Instrumen yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan hasilnya disajikan menggunakan diagram fishbone. Hasil analisis hambatan RME di RSUD Bandung Kiwari menunjukan bahwa hambatan utama yaitu keterbatasan pengetahuan pengguna dalam pengoperasian komputer (unsur man), kurangnya sarana dan prasarana serta jaringan internet yang tidak stabil (unsur machine), tidak semua formulir terakomodir pada RME (unsur material), belum adanya SPO untuk pelaksanaan RME (unsur method), dan minimnya anggaran untuk implementasi RME (unsur money). Kesimpulannya hambatan paling utama yaitu terdapat pada faktor machine yaitu jaringan yang tidak stabil dan sarana dan prasarana kurang memadai. Sebaiknya RSUD Bandung Kiwari mengadakan SPO RME, menyediakan alat tanda tangan elektronik, dan melakukan penambahan bandwidth atau wifi.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024