<![CDATA[Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan sistem e-Tilang dalam menangani pelanggaran sabuk keselamatan sebagai upaya meningkatkan kesadaran hukum masyarakat, serta mengevaluasi kebijakan e-Tilang dalam kerangka Electronic Traffic Law Enforcement. Metode yang digunakan adalah yuridis empiris atau sosiologi hukum, yang fokusnya pada kajian implementasi e-Tilang dan langkah-langkah pencegahan pelanggaran sabuk keselamatan, sekaligus mengukur efektivitas hukum dalam masyarakat, khususnya di sektor angkutan jalan dan pengguna lalu lintas di wilayah Polda Gorontalo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat awam masih kurang memahami prosedur e-Tilang. Meski demikian, pihak kepolisian menegaskan bahwa pelanggar yang tertangkap melalui kamera E-TLE akan dikenakan denda maksimal sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, termasuk dalam konteks penegakan aturan terkait sabuk keselamatan. Inovasi penerapan e-Tilang menjadi salah satu dari 10 strategi penanganan pelanggaran lalu lintas yang dirancang untuk meningkatkan kepercayaan publik, terutama karena sistem ini mampu meminimalkan praktik pungutan liar. Proses pembayaran denda yang sederhana melalui metode digital memberikan kemudahan bagi masyarakat. Kebijakan ini memiliki landasan hukum yang kuat, yaitu Pasal 272 UU LLAJ, yang menyatakan bahwa perangkat elektronik dapat dimanfaatkan untuk mendukung penindakan pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan. Dengan inovasi ini, e-Tilang diharapkan mampu memperkuat transparansi dan efisiensi dalam penegakan hukum lalu lintas.]]>
Copyrights © 2025
