A B S T R A K Krisis pengungsi di Eropa pada tahun 2015–2016 ditandai dengan lonjakan permohonan suaka sebesar 44%, dari 662.165 jiwa pada awal 2015 menjadi 1.014.375 jiwa pada akhir 2016 (Eurostat, 2017). Sebagian besar pengungsi berasal dari negara-negara yang dilanda perang seperti Suriah, Afghanistan, dan Irak. Peningkatan ini memicu respons beragam dari negara-negara anggota Uni Eropa, di mana sebagian besar memilih menutup perbatasan mereka terhadap pengungsi. Namun, Jerman menjadi pengecualian dengan menerima jumlah pengungsi terbesar di Eropa. Besarnya gelombang pengungsi yang masuk membuat pemerintah Jerman membutuhkan dukungan dari UNHCR, organisasi internasional yang berperan dalam perlindungan pengungsi. UNHCR bekerja dengan mengawasi kepatuhan negara terhadap standar internasional perlindungan pengungsi meskipun tanpa kewenangan memaksa, serta melalui pendekatan operasional di lapangan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menganalisis efektivitas rezim UNHCR dalam menangani pengungsi di Jerman. Temuan menunjukkan bahwa meskipun terdapat tantangan signifikan, kolaborasi antara UNHCR dan pemerintah Jerman memainkan peran penting dalam menangani krisis pengungsi. Penelitian ini juga menyoroti keterbatasan otoritas UNHCR dan pentingnya dukungan negara dalam implementasi kebijakan perlindungan pengungsi yang efektif. Hasil ini memberikan kontribusi pada pemahaman tentang efektivitas rezim internasional dalam konteks migrasi dan perlindungan pengungsi. A B S T R A C T The refugee crisis in Europe in 2015–2016 was marked by a 44% increase in asylum applications, from 662,165 in early 2015 to 1,014,375 by the end of 2016 (Eurostat, 2017). The majority of refugees came from war-torn countries such as Syria, Afghanistan, and Iraq. This surge triggered a variety of responses from European Union member states, with most opting to close their borders to refugees. However, Germany was an exception, accepting the largest number of refugees in Europe. The scale of the influx required the German government to seek support from UNHCR, the international organization responsible for refugee protection. UNHCR worked by overseeing states' compliance with international protection standards, despite lacking enforcement power, and through operational field approaches. This study uses a qualitative method to analyze the effectiveness of the UNHCR regime in addressing refugees in Germany. The findings indicate that, despite significant challenges, the collaboration between UNHCR and the German government played a crucial role in managing the refugee crisis. The study also highlights the limitations of UNHCR's authority and the importance of state support in implementing effective refugee protection policies. These results contribute to the understanding of the effectiveness of international regimes in the context of migration and refugee protection.
Copyrights © 2025