Perusahaan di industri kecantikan kini juga memanfaatkan fenomena beauty vlogger untuk mempromosikan produk-produk kecantikan mereka. Beauty vlogger yang memiliki engagement tinggi serta reputasi yang baik tentu dapat memperoleh kepercayaan dari audiens mereka. Untuk memahami masalah ini dengan lebih mendalam, penulis menggabungkan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi literatur, yang mencakup tinjauan terhadap teori, gagasan, prinsip, dan batasan hukum yang relevan. Kasus blunder yang dialami oleh Cleora Beauty, sebuah merek skincare lokal, merupakan contoh nyata dari dampak negatif yang dapat timbul akibat kesesatan berpikir dalam proses pengambilan keputusan, terutama dalam konteks pemasaran. Kesalahan dalam memproduksi dan mempublikasikan konten yang dianggap merendahkan target audiensnya, yaitu individu yang tengah berjuang melawan jerawat (acne fighter), tidak hanya menciptakan kontroversi tetapi juga merusak citra dan reputasi merek secara signifikan.
Copyrights © 2024