Pulau Rupat, bagian dari Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), memiliki potensi besar untuk pengembangan pariwisata pesisir yang berkelanjutan. Tujuan pada hakikatnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.sesuai dengan tujuan SDGs, sebagaimana diatur dalam PP Nomor 50 Tahun 2011 tentang RIPPARNAS. Namun, wilayah ini rentan terhadap bencana alam seperti banjir rob, angin kencang, tsunami, dan abrasi, yang berdampak pada masyarakat nelayan di Desa Wisata Teluk Rhu. Faktor-faktor risiko bencana antara lain sangat berdampak terhadap ancaman gelombang ekstrim, angin kencang, banjir rob dan abrasi pantai, tingginya kerentanan suatu wilayah, dan rendahnya kapasitas nelayan dalam menghadapi ancaman bencana. Abrasi menyebabkan penduduk kehilangan tempat tinggal dan angin kencang serta gelombang ekstrim mengakibatkan hilangnya mata pencaharian dan berkurangnya pendapatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus di Desa Teluk Rhu. Mengkaji kerentanan nelayan dan upaya mitigasi bencana, serta bagaimana hal tersebut dapat mendukung pengembangan KSPN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nelayan sangat rentan terhadap bencana karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan mitigasi. mitigasi bencana yang efektif perlu menjadi bagian integral dari strategi pengembangan pariwisata yang berkelanjutan di Pulau Rupat. Kesenjangan dalam pengelolaan risiko bencana yang dapat membahayakan masyarakat dan sektor pariwisata Diperlukan intervensi kebijakan pemerintah pusat sampai di Tingkat desa untuk memperkuat mitigasi bencana khususnya kepada nelayan. Pembangunan berkelanjutan yang mengintegrasikan mitigasi bencana, pengelolaan ekosistem pesisir (seperti mangrove), dan pengembangan ekonomi yang berkelanjutan sangat diperlukan untuk mengurangi risiko ini di pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional.
Copyrights © 2024