Peluang hidup pada penderita henti jantung diluar rumah sakit (out of hospital cardiac arrest) bergantung pada orang sekitar dan akan berkurang 10% tiap menit tanpa resusitasi jantung paru (RJP) dan kejut jantung (Defibrilasi). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pendidikan kesehatan dengan metode low dose high frequency (LDHF) terhadap peningkatan dan retensi pengetahuan, keterampilan serta sikap tentang RJP pada masyarakat Kabupaten Sumbawa. Penelitian dilakukan dengan mixed method terhadap 56 responden dari kabupaten Sumbawa yang dibagi menjadi kelompok intervensi dan kontrol. Kelompok intervensi mendapatkan pendidikan kesehatan selama 4 minggu dengan metode LDHF, yaitu dengan mengirimkan materi RJP singkat melalui WhatsApp (low-dose) dan berlatih mandiri sesering mungkin (high frequency) dengan supervisi expert setiap minggu. Analisis data dilakukan setelah pengambilan data dilakukan pada minggu ke-0, ke-4 dan ke-10 setelah intervensi. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata skor pengetahuan dan keterampilan antara kelompok intervensi dan kontrol pada minggu ke-4 dan minggu ke-10 (p value<0,05). Penkes dengan metode LDHF berpengaruh terhadap retensi pengetahuan dan keterampilan pada kelompok intervensi sampai dengan minggu ke-10 (p>0,05) . Tidak ada perbedaan yang signifikan sikap responden pada kelompok intervensi maupun kontrol terkait dengan RJP (p value>0,05). Data kualitatif menunjukkan bahwa RJP bermanfaat namun masih ada keraguan melakukan RJP. Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode LDHF berpengaruh terhadap retensi pengetahuan serta keterampilan terkait RJP pada masyarakat kabupaten Sumbawa sampai dengan 10 minggu setelah intervensi. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan sampel lebih banyak dan durasi waktu yang lebih lama terkait dengan implementasi LDHF
Copyrights © 2024