Fenomena olok-olok terhadap penjual es teh keliling yang dilakukan oleh beberapa oknum masyarakat menunjukkan adanya kekurangan pemahaman dan penerapan adab dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku ini tidak hanya melukai harga diri korban, tetapi juga mencerminkan kurangnya kesadaran akan pentingnya adab sebelum ilmu dalam bermasyarakat. Adab merupakan pondasi utama dalam membangun hubungan sosial yang harmonis dan etis, sementara ilmu adalah sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Melalui sosialisasi, masyarakat dapat diajak untuk memahami pentingnya adab sebelum ilmu, sehingga perilaku seperti hujatan atau olok-olok dapat diminimalisasi. Hasil sosialisasi menunjukkan bahwa pendekatan edukasi berbasis nilai moral dan agama dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya menghargai sesama, terutama mereka yang bekerja keras untuk mencari nafkah. Program ini berhasil menurunkan potensi terjadinya perilaku tidak beradab, seperti olok-olok, dengan memberikan pandangan baru tentang pentingnya empati dan penghormatan terhadap sesama manusia. Melalui penguatan nilai-nilai adab sebelum ilmu, diharapkan masyarakat tidak hanya menjadi lebih beradab dalam tindakan, tetapi juga menjadi agen perubahan dalam lingkungannya. Kegiatan ini merekomendasikan adanya keberlanjutan sosialisasi serupa untuk memperluas dampak positifnya, terutama di daerah-daerah dengan tingkat interaksi sosial yang tinggi.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024