Artikel ini bertujuan melacak Akar permasalahan Sunni dan Syiah, ketegangan antara Sunni dan Syiah yang dilatar belakangi motif kekuasaan, dalam hal ini kepentingan politik lebih dominan dan hal ini bukanlah sepenuhnya intrik agama dalam Perebutan kekuasaan tersebut diwakili oleh keturunan Bani Umayah dan keturunan Bani Hasyim memperebutkan kekuasaan setelah wafatnya Rasulullah, dalam rangka merebut serta meraih simpatik, dua kelompok yang terlibat ini menarik perebutan kekuasaan politik ke dalam persoalan agama. Hal yang terpenting dalam hal ini oleh kelompok Syiah terkait aliran Sunni adalah perihal legitimasi kekuasaan para pendahulunya, yaitu Khulafaur Rassyidin Abu Bakar, Umar, dan Usman. Tentu sebahagian kelompok aliran Syiah menganggap bahwa kekuasaan atau kepemimpinan yang didapatkan oleh ketiga khalifah tersebut dianggap tidak memiliki legalitas, olehnya merebut hak wasiat yang diwasiatkan oleh Rasulullah Muhammad yang seharusnya menjadi milik Imam Ali, hal inilah yang kemudian menjadikan proses perjalanan kelompok syiah yang mulanya bercirikan kultural kemudian telah berubah menjadi kelompok yang berpola politik dan Aqidah hingga hari ini. Perselisihan antara Syiah dengan Sunni bukan hanya disparitas pada persoalan mazhab dan teologi namun Syiah juga bertentangan kelompok muslim lainnya.
Copyrights © 2025