Seri animasi Pluto (2023) adalah sebuah adaptasi dari komik ciptaan Naoki Urasawa dengan judul yang sama pada tahun 2003. Pluto menceritakan ulang satu bab dalam komik Astro Boy (1952) dari sudut pandang tokoh lain yakni Gesicht. Gaya visual, narasi, dan pensuasanaan berubah menjadi lebih bernuansa kelam seperti ciri khas karya-karya Urasawa. Meskipun resepsi dari berbagai ulasan cukup postif, tetapi tampaknya seri animasi Pluto ini kurang populer padahal membawa narasi Astro Boy yang terkenal. Dari beberapa temuan, hal ini disebabkan oleh citra visual karakter yang kurang dikenal oleh khalayak umum. Maka dilakukan analisis komparatif desain karakter dari beberapa tokoh utama pada kedua seri menggunakan Teori Tiga Dimensi Karakter oleh Egri Lajos. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara dimensi sosiologis dan psikologis karakter terdapat kesamaan fundamental dengan kompleksitas yang lebih tinggi. Sementara secara fisiologis terlihat ada beberapa upaya Urasawa untuk mempertahankan beberapa elemen visual dari yang aslinya. Namun gaya visual yang realistis membuat hilangnya exaggeration atau hiperbola dari desain Tezuka. Pergantian protagonis utama dari Atom yang lebih dikenal khalayak umum juga memengaruhi seberapa besar identitas Astro Boy yang terpapar pada layar. Hal ini menyebabkan timbulnya kesulitan untuk mengenali karakter-karakter yang ada. Dapat disimpulkan, seri Pluto memang merupakan adaptasi tematik yang ditujukan sebagai interpretasi alternatif untuk demografi yang lebih dewasa. Sesuai dengan narasinya yang bergenre misteri, tentunya eksekusi visual akan berbeda jauh. Pada akhirnya, kedua seri ini merupakan penghormatan terhadap satu cerita yang sama.
Copyrights © 2024