Sari Pediatri
Vol 15, No 3 (2013)

Imunogenisitas dan Keamanan vaksin Tetanus Difteri (Td) pada Remaja sebagai salah satu upaya mencegah Reemerging Disease di Indonesia

Eddy Fadlyana (Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin, Bandung)
Kusnandi Rusmil (Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin, Bandung)
Herry Garna (Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin, Bandung)
Iwin Sumarman (Bagian Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin, Bandung,)
Soenarjati Soedigo Adi (Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin, Bandung)
Novilia Sjafri Bachtiar (PT Bio Farma)



Article Info

Publish Date
16 Nov 2016

Abstract

Latar belakang. Di Indonesia berpotensi terjadi reemerging disease difteri akibat belum ada program imunisasi ulang yang berkesinambungan pada remaja.Tujuan. Menilai imunogenisitas dan keamanan vaksin tetanus difteri (Td) yang diberikan sebagai imunisasi ulang pada remaja.Metode. Uji klinis randomized double-blind controlled dilakukan terhadap 296 pelajar remaja sehat di kota Bandung, usia 10–18 tahun, pada September 2007–September 2008. Didapatkan 296 remaja sebagai subjek penelitian, dibagi dalam 2 kelompok secara acak sederhana. Kelompok I mendapat vaksin Td 0,5 mL intramuskular. Kelompok II mendapat vaksin TT sebagai kontrol. Pemeriksaan kadar antibodi anti difteri dan anti tetanus dilakukan sebelum dan 1 bulan setelah imunisasi menggunakan teknik enzyme-linked immunosorbent assays (ELISAs). Data keamanan dikumpulkan sampai 1 bulan pasca imunisasi menggunakan buku harianHasil. Konsentrasi antibodi seroproteksi (>0,1 IU/mL) terhadap difteri dan tetanus mencapai 93,2% dan 100,0%. The geometric mean titer (GMT) terhadap difteri meningkat dari 0,0618 IU/mL menjadi 0,7583 IU/mL (p<0,001), dan terhadap tetanus meningkat dari 0,4413 IU/mL ke 14,4054 IU/mL (p<0,001). Nyeri pada tempat suntikan terjadi pada 20,3% kelompok Td dan 18,2% pada TT (p=0,028). Demam >37,5°C hanya terjadi pada sedikit subjek dari kedua kelompok (rentang Td: 0,7-4,7%; rentang TT: 3,4–6,7%). Tidak terdapat reaksi kejadian ikutan pasca imunisasi serius dan dapat ditoleransi dengan baik.Kesimpulan. Imunisasi ulang Td meningkatkan kadar antibodi protektif terhadap difteri dan tetanus, serta aman diberikan pada remaja.

Copyrights © 2013