Kajian ini fokus pada upaya merekonstruksi spiritualitas ramah alam. Spiritualitas yang dirumuskan berdasarkan perjumpaan kreatif antara gagasan ekologis agama Malim dan Kristen. Kemunduran ekologis dan daya dukung alam disebabkan oleh tindakan eksploitatif yang dilakukan oleh manusia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan apresiatif inquiry. Peneliti menggali ajaran agama Malim berdimensi ekologis. Selanjutnya didialogkan dengan teologi Kristen sehingga melahirkan spiritualitas ramah alam. Hasil penelitian ini adalah spiritualitas ramah alam mendorong umat beragama agar mensyukuri keberadaan alam semesta sebagai anugerah Allah. Danau Toba sebagai anugerah Tuhan wajib dilestarikan. Gereja bertanggung jawab untuk melakukan restorasi ekologis di kawasan Danau Toba. Keristenan dan agama Malim dapat melakukan agenda bersama demi keberlangsungan kehidupan di kawasan Danau Toba.
Copyrights © 2024