Lansia di komunitas sering ditemukan memiliki kualitas hidup yang buruk. Hal ini perlu menjadi perhatian agar lansia dapat produktif dan sejahtera dalam menjalani kehidupan. Sehingga faktor yang dapat diubah perlu dimodifikasi dengan pendekatan yang humanis dan terintegrasi seperti budaya Majelis Taklim. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui kualitas hidup lansia yang mengikuti Majelis Taklim dan domain yang berperan dominan pada kualitas hidup lansia di komunitas yang mengikuti Budaya Majelis Taklim di Kota Pangkalpinang. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang mengikuti Majelis Taklim. Sampel penelitian terdiri dari 144 responden yang ditentukan dengan klaster sampling dan teknik proportional sampling. Klaster penelitian ini yaitu Kecamatan Rangkui  yang terdiri dari 8 kelurahan yang memiliki Majelis Taklim. Pengambilan sampel dengan menghitung proporsi populasi lansia dimasing-masing kelurahan yaitu Melintang, Asam, Keramat, Pintu Air, Mesjid Jamik, Parit lalang, dan Gajah Mada. Data diambil menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF versi Indonesia yang sudah di uji validitas (α = >0,68) dan nilai reliabilitasnya 0,64. Analisis data menggunakan regresi linier sederhana dengan level signifikan 0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa domain fisik berpengaruh pada kualitas hidup lansia (p=0.001), domain psikologis berpengaruh pada kualitasn hidup lansia (p=0.001), domain sosial berpengaruh pada kualitas hidup lansia (p=0.001), dan domain lingkungan berpengaruh pada kualitas hidup lansia (p=0.001). Koefisien korelasi yang paling tinggi ada pada domain psikologis yaitu 0,851. Penilitian ini dapat disimpulkan bahwa domain fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan berpengaruh pada kualitas hidup. Domain yang paling erat hubungannya adalah psikologis.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024