Stunting merupakan permasalahan gizi yang harus segera di tuntaskan di Indonesia agar menghasilkan generasi cerdas dan berkualitas. Pemerintah mengupayakan untuk percepatan penurunan angka stunting. Pemberian asupan nutrisi yang kurang tepat, akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan balita jangka panjang, bersifat permanen dan sulit untuk diperbaiki. Pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) dapat dibuat dari bahan pangan lokal sehingga balita mendapatkan asupan nutrisi yang cukup sesuai dengan usianya. Kelor merupakan bahan pangan yang kaya akan zat gizi makro dan mikro. Kandungan nilai gizi yang tinggi dalam daun kelor dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi pada ibu menyusui dan balita dalam masa pertumbuhan. Tujuan: Terbentuknya kader kesehatan dan Keluarga yang efektif dalam pengetahuan, dan ketrampilan dalam pencegahan stunting sertapemanfaatan kearifan lokal dari tanaman alam daun kelor (moringa oleifera) sebagai bahan olahan makanan pencegahan stuntingdi desa binaan Sukorejo Kec. Tunjungan Kab. Blora. Metode: Penyuluhan, refresing kader, pendampingan, dan demonstrasi pemanfaatan kearifan lokal dari tanaman alam daun kelor (moringa oleifera) sebagai bahan olahan makanan pendamping pencegahan stunting. Hasil: Didapatkan sebagian besar peserta menyatakan materi refresing bagus (88,4%), ketepatan waktu cukup (68,6%), suasana bagus (80,1%), kelengkapan materi bagus (80,5%), media atau alat bantu bagus (70,2%). Evaluasi sikap berupa keaktifan kader bagus (82,1%). Evaluasi psikomotor berupa mandiri dalam pemanfaatan kearifan lokal dari tanaman alam daun kelor (Moringa Oleifera) Sebagai Bahan Olahan Makanan Pencegahan Stunting, yaitu Nugget Ayam Daun Kelor (80 %), Moringa Egg Roll / Egg Roll Daun Kelor (85 %), Cookies Enak Daun Kelor (80 %), dan Yoghurt Daun Kelor (78%).
Copyrights © 2024