Jumlah lansia di Indonesia terjadi peningkatan yang signifikan, tahun 2019 ada 25 juta, tahun 2024 bertambah menjadi 32 juta, diperkirakan pada tahun 2050 jumlah lansia di Indonesia akan mencapai 80 juta jiwa. Jumlah lansia yang meningkat akan menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat bila lansia tidak dalam keadaan sehat baik fisik, psikis dan sosial dan ekonomi. Masalah kesehatan, sosial dan ekonomi akan berdampak pada kondisi psikis lansia yang akan menimbulkan gangguan emosi pada lansia. Deteksi dini gangguan emosi dan intervensi yang tepat sangat penting untuk membantu lansia menjalani kehidupan yang sehat dan bermakna di usia tua nya. Proporsi lansia di Puskesmas Trawas 16,04%. Puskesmas Trawas memiliki 27 posyandu lansia, salah satunya adalah posyandu lansia Bambu 2 yang ada di dusun Sukorame, desa Ketapanrame dengan jumlah lansia terbanyak. Untuk itu perlu dilakukan skrining gangguan emosi pada lansia di Posyandu Bambu 2. Metode Penelitian deskriptif dengan populasi lansia di dusun Sukorame, desa Ketapanrame, Trawas, Mojokerto. Sample penelitian adalah lansia yang datang di Posyandu Bambu 2 sebanyak 40 orang. Teknik sampling secara non random yaitu accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan oleh kader lansia yang sebelumnya telah mendapatkan pelatihan , instrument yang digunakan adalah skrining gangguan emosi lansia dengan metode 2 menit. Hasil skrining gangguan emosi lansia didapatkan 55% lansia mengeluh sukar tidur, 20% lansia merasa khawatir, 18% lansia merasa murung dan 15% lansia merasa gelisah. Gejala gangguan emosi lansia diarasakan lebih dari 3 bulan sebanyak 18% yang memerlukan tindak lanjut dengan melibatkan keluarga dan puskesmas.
Copyrights © 2025