Oftalmotonus terjadi peningkatan tekanan intraokular (TIO) yang dapat menyebabkan kerusakan saraf optik hingga kebutaan. Penelitian ini mengkaji efek kombinasi 1:2 ekstrak Istoma longiflora dan Clitornia ternatea terhadap TIO pada oftalmotonus akibat infeksi Staphylococcus aureus. Metode eksperimental laboratorium dengan pendekatan post-test only control group design digunakan, melibatkan pengukuran TIO mencit sebelum dan sesudah infeksi, serta setelah terapi. Uji fitokimia menunjukkan adanya flavonoid, tanin, alkaloid, saponin, dan steroid/triterpenoid dengan sifat antibakteri, antiinflamasi, dan antioksidan. Hasil menunjukkan penurunan TIO mencit dari 25,97–34,67 mmHg (setelah infeksi) menjadi 7,45–19,42 mmHg (setelah terapi) dengan tingkat signifikansi p = 0,000. Analisis ANOVA dan uji Duncan menunjukkan perbedaan signifikan antar kelompok perlakuan. Kombinasi ekstrak pada dosis 50%–60% memberikan efek optimal. Kesimpulannya, kombinasi ekstrak Istoma longiflora dan Clitornia ternatea berpotensi sebagai terapi alami efektif untuk oftalmotonus akibat infeksi. Penelitian lanjutan diperlukan untuk menguji toksisitas dan efektivitasnya pada manusia.
Copyrights © 2024