Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pelatihan Pengelolaan Dan Budidaya Lele Untuk Meningkatkan Produktivitas Rumah Tangga Di Peternakan “Raja Lele Rawa Gambut”, Palangka Raya Hujjastusnaini, Noor; Awaluddin, Annisa Maharani; Sari, Mita; Gunawan, Gunawan; Ajiza, Pratisa Delfiera; Marshanda, Utin Tria
Kayuh Baimbai : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2024): Kayuh Baimbai: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : CV Aisha Edutama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Budidaya ikan lele memiliki potensi besar untuk berkembang. Banyak rumah tangga di pedesaan dan perkotaan menyukai ikan lele karena mudah dipelihara, cepat berkembang biak, dan sangat adaptif. Namun, masih banyak peternak yang menghadapi berbagai masalah, seperti tidak tahu cara budidaya yang baik, mengelola pakan dengan cara terbaik, dan menangani penyakit ikan. Oleh karena itu, sangat penting untuk memberikan pelatihan tentang cara mengoptimalkan budidaya dan pengelolaan lele dengan cara yang ramah lingkungan dan keberlanjutan. Pelatihan ini dilakukan secara partisipatif, dengan partisipasi masyarakat setempat, dan dengan pendampingan yang berkelanjutan. Kegiatan pelatihan pengolahan ikan lele dan kolam ikan lele kain tebal. Di peternakan raja lele, masyarakat diberi instruksi.Hasil dari pelatihan ini adalah bahwa budidaya ikan lele adalah metode yang sangat baik untuk mendampingi dan mengajarkan cara menghasilkan ikan lele yang kaya akan vitamin dan meningkatkan produktivitas protein yang dapat dikonsumsi masyarakat. Konsep triple helix—kolaborasi antara universitas, pemerintah, dan masyarakat akan terbentuk melalui penjualan produk offline dan online. Ini akan meningkatkan produktivitas rumah tangga dalam budidaya dan pengolahan ikan lele.
Kajian Kandungan Fitokimia Dan Efek Antioksidan Ekstrak Istoma longiflora Dan Clitornia ternatea Sebagai Agen Terapi Oftalmotonus Awaluddin, Annisa Maharani; Hujjatusnaini, Noor; Nirmalasari, Ridha
Jurnal Fitofarmaka Indonesia Vol 11, No 2 (2024): JURNAL FITOFARMAKA INDONESIA
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jffi.v11i2.1283

Abstract

Oftalmotonus terjadi peningkatan tekanan intraokular (TIO) yang dapat menyebabkan kerusakan saraf optik hingga kebutaan. Penelitian ini mengkaji efek kombinasi 1:2 ekstrak Istoma longiflora dan Clitornia ternatea terhadap TIO pada oftalmotonus akibat infeksi Staphylococcus aureus. Metode eksperimental laboratorium dengan pendekatan post-test only control group design digunakan, melibatkan pengukuran TIO mencit sebelum dan sesudah infeksi, serta setelah terapi. Uji fitokimia menunjukkan adanya flavonoid, tanin, alkaloid, saponin, dan steroid/triterpenoid dengan sifat antibakteri, antiinflamasi, dan antioksidan. Hasil menunjukkan penurunan TIO mencit dari 25,97–34,67 mmHg (setelah infeksi) menjadi 7,45–19,42 mmHg (setelah terapi) dengan tingkat signifikansi p = 0,000. Analisis ANOVA dan uji Duncan menunjukkan perbedaan signifikan antar kelompok perlakuan. Kombinasi ekstrak pada dosis 50%–60% memberikan efek optimal. Kesimpulannya, kombinasi ekstrak Istoma longiflora dan Clitornia ternatea berpotensi sebagai terapi alami efektif untuk oftalmotonus akibat infeksi. Penelitian lanjutan diperlukan untuk menguji toksisitas dan efektivitasnya pada manusia.
Efek Antimikroba Kombinasi Ektrak Daun Isotoma longinflora (L). C. Presl dan Bunga Clitoria ternatea terhadap S. aureus dan Fusarium sp. sebagai Faktor Pemicu Resiko Infeksi Konjungtiva secara In Vitro Hujjatusnaini, Noor; Nirmalasari, Ridha; Amin, Astuti Muh; Mila, Nor; Rahman, Luthfi Aulia; Marshanda, Utin Tria; Awaluddin, Annisa Maharani; Putri, Ayu Tiara; Najwa, Fatri; Mila, Mila
Jurnal Pharmascience Vol 12, No 1 (2025): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v12i1.18409

Abstract

Infeksi konjungtiva sering disebabkan oleh berbagai mikroorganisme patogen, termasuk Staphylococcus aureus dan Fusarium sp. Isotoma longiflora dan Clitoria ternatea diketahui mengandung senyawa metabolit sekunder yang berpotensi sebagai agen antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek antimikroba dari kombinasi ekstrak Isotoma longiflora dan Clitoria ternatea terhadap Staphylococcus aureus dan Fusarium sp., yang berpotensi menyebabkan infeksi konjungtiva secara in vitro. Kombinasi ekstrak kedua tanaman dibuat dalam formulasi 1:1, dengan mencampurkan 50% ekstrak Isotoma longiflora dan 50% Clitoria ternatea. Formulasi kombinasi ini diuji pada konsentrasi 50%, 60%, 70%, 80%, dan 90%, dengan waktu pengamatan selama 72 jam. Hasil uji statistik menggunakan One-Way ANOVA menunjukkan pengaruh signifikan dari kombinasi ekstrak terhadap pertumbuhan kedua mikroba (p=0,001; p<0,05). Kombinasi ekstrak Isotoma longiflora dan Clitoria ternatea memiliki efektivitas penghambatan lebih tinggi terhadap Staphylococcus aureus dibandingkan Fusarium sp., terutama pada konsentrasi 50%. Diduga dipengaruhi kandungan senyawa seperti flavonoid, tanin, dan saponin yang merusak dinding sel dan membran bakteri. Sebaliknya, efektivitas penghambatan terhadap Fusarium sp. relatif lebih rendah karena struktur dinding sel jamur yang lebih kompleks. Simpulan bahwa efek kombinasi ekstrak Isotoma longiflora dan Clitoria ternatea lebih besar sebagai antibakteri bakteri Gram-positif seperti S. aureus, dibandingkan terhadap Fusarium sp., sehingga diperlukan penelitian lanjutan untuk memvalidasi temuan dalam penelitian ini. Kata Kunci: Clitoria ternatea, Isotoma longinflora, S. aureus, Fusarium sp. Conjunctival infections are often caused by various pathogenic microorganisms, including Staphylococcus aureus and Fusarium sp. Isotoma longiflora and Clitoria ternatea are known to contain secondary metabolites with potential as antimicrobial agents. This study aimed to test the antimicrobial effects of a combined extract of Isotoma longiflora and Clitoria ternatea against Staphylococcus aureus and Fusarium sp., which can potentially cause conjunctival infections, in vitro. The combined extract of the two plants was formulated in a 1:1 ratio, mixing 50% Isotoma longiflora extract and 50% Clitoria ternatea. This combination was tested at concentrations of 50%, 60%, 70%, 80%, and 90%, with an observation period of 72 hours. Statistical testing using One-Way ANOVA showed a significant effect of the combined extract on the growth of both microorganisms (p=0.001; p<0.05). The combined extract of Isotoma longiflora and Clitoria ternatea exhibited a higher inhibitory effect against Staphylococcus aureus than Fusarium sp., especially at the 50% concentration. This effect is thought to be influenced by compounds such as flavonoids, tannins, and saponins that can damage bacterial cell walls and membranes. Conversely, the inhibition effect on Fusarium sp. was relatively lower, possibly due to the more complex structure of fungal cell walls. In conclusion, the combined extract of Isotoma longiflora and Clitoria ternatea demonstrates a stronger antibacterial effect against Gram-positive bacteria like Staphylococcus aureus compared to Fusarium sp., indicating a need for further research to validate these findings.
EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK Arcangelisia flava, Curcuma longa, Curcuma zanthorrhiza TERHADAP Bacillus DAN Pseudomonas PENYEBAB DIARE Hujjastusnani, Noor; Amin, Astuti muh.; Nirmalasari, Ridha; Awaluddin, Annisa Maharani; Latifah, Nadia Dwi Nur; Riana, Rifa; Nisa, Khairun`; Ningsih, Ira Wahyu; Anisa, Nor
Jurnal Buana Farma Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v5i1.1256

Abstract

Diarrhea is a major health issue often caused by Bacillus sp. and Pseudomonas aeruginosa. This study aims to evaluate the antibacterial activity of a combination of Arcangelisia flava, Curcuma longa, and Curcuma zanthorrhiza extracts against these bacteria. The research was conducted in vitro using a Completely Randomized Design (CRD) with extract concentrations of 30%, 50%, 75%, and 100%, along with positive and negative controls. Antibacterial tests were carried out using the disk diffusion method to measure the inhibition zones after 24, 48, and 72 hours of incubation. The results showed the highest inhibition zones at 100% concentration, reaching 1.38 mm for Bacillus sp. and 1.33 mm for Pseudomonas aeruginosa after 72 hours. This antibacterial activity is supported by active compounds such as flavonoids, alkaloids, and curcumin. In conclusion the combination of these extracts effectively inhibits diarrhea-causing bacteria and has potential as a safe herbal alternative to address antibiotic resistance.
Inventarisasi Tumbuhan Paku pada Biotop Terdedah dan Ternaung di Kawasan Habaring Hurung Palangka Raya Ayatusa'adah, Ayatusa'adah; Jumrodah, Jumrodah; Meiana, Nurma Alya; Hasanah, Uswatun; Gunawan, Gunawan; Awaluddin, Annisa Maharani
Jurnal Penelitian Sains dan Pendidikan (JPSP) Vol 5 No 1 (2025)
Publisher : IAIN Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23971/jpsp.v5i1.8943

Abstract

Kawasan Habaring Hurung merupakan bagian wilayah Taman Nasional Sebangau Kalimantan Tengah. Pada kawasan hutan Habaring Hurung terdapat lokasi ternaung dan terdedah akibat kebakaran hutan. Perbedaan naungan pada lokasi tersebut mengakibatkan perbedaan spesies yang tumbuh di kedua lokasi. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi tumbuhan paku yang hidup di biotop terdedah dan biotop ternaung di kawasan Habaring Hurung Palangka Raya. Penelitian ini dilakukan pada Mei 2024. Penentuan lokasi pengambilan data dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan jumlah 22 plot berukuran 10 x 10m yang terdiri dari 11 plot lingkungan ternaung dan 11 plot dilingkungan terdedah.Tumbuhan paku yang didapatkan kemudian diidentifikasi menggunakan buku referensi dan media internet dengan membandingkan ciri morfologinyan. Hasil penelitian menujukkan di hutan Habaring Hurung terdapat 4 Ordo, 4 Famili dan 4 genus tumbuhan paku dengan 7 spesies berbeda. Terdapat 4 jenis paku yang berada di biotop ternaung yaitu Stenochlaena palustris, Gleichenia linearis, Nephrolepis bisserata, Nephrolepsis falcata dan 5 jenis tumbuhan paku pada biotop terdedah yaitu, Stenochlaena palustris, Pteris vittata L, Pteris semipinnata L, Nephrolepis exaltata Schoot, Nephrolepsis falcata. Jenis tumbuhan paku Stenochlaena palustris dan Nephrolepsis falcata terdapat dikedua biotop ternaung dan terdedah. Tumbuhan paku memiliki kemampuan hidup di biotop ternaung maupun terdedah tergantung dari toleransi faktor abiotik dan biotik masing-masing jenis. Tumbuhan paku dengan manfaat sebagai sayuran dan tanaman hias dapat di budidayakan dan dikembangkan potensinya agar memiliki nilai ekonomi yang tinggi.