Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kelelahan pekerja bengkel di Pulau Lombok menggunakan metode Fatigue Assessment Scale (FAS). Kegiatan pengabdian ini melibatkan sepuluh responden dengan berbagai latar belakang demografi seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, status pernikahan, lama kerja, dan pengalaman kecelakaan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa terdapat variasi tingkat kelelahan di antara para pekerja, di mana empat dari sepuluh responden memiliki skor kelelahan tinggi, sedangkan sisanya memiliki skor kelelahan rendah. Analisis data menunjukkan bahwa faktor usia, lama kerja, dan status pernikahan memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat kelelahan. Pemilik bengkel dengan pengalaman kerja panjang cenderung memiliki skor kelelahan yang tinggi, demikian pula dengan pegawai muda dengan lama kerja yang cukup panjang. Temuan ini menekankan pentingnya pengaturan jam kerja dan waktu istirahat yang optimal untuk mengurangi tingkat kelelahan dan meningkatkan produktivitas serta kesejahteraan pekerja. Studi ini merekomendasikan penerapan kebijakan manajemen kelelahan yang efektif di sektor industri bengkel, termasuk pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja, serta evaluasi rutin terhadap kondisi kerja para pekerja. Dengan demikian, diharapkan dapat tercipta lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif bagi para pekerja bengkel di Pulau Lombok.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024