Era globalisasi, pendidikan menjadi faktor utama dalam mengembangkan keterampilan dan kreativitas individu. di Desa Balunganyar, Kabupaten Pasuruan, terdapat masalah buta aksara yang signifikan, terutama pada masyarakat berpenghasilan rendah. Penelitian ini menyoroti program pemberantasan buta aksara yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Sunan Giri Surabaya, menargetkan penduduk usia 35-70 tahun. Metode pelaksanaan meliputi pendataan peserta, persiapan media pembelajaran, dan pelatihan baca tulis melalui pendekatan fungsional yang melibatkan tes awal, pelatihan, dan evaluasi. Program ini menunjukkan peningkatan kemampuan baca, tulis, dan hitung di kalangan peserta, serta memberikan pengalaman dan pengetahuan baru. Faktor ekonomi, sosial, dan budaya menjadi penghambat utama literasi. Pelatihan ini menekankan pemberdayaan lansia buta aksara melalui keterampilan dan pengetahuan yang dapat mempengaruhi kehidupan mereka secara ekonomi dan sosial. Kegiatan pelatihan, berlangsung selama lima hari, menunjukkan peningkatan signifikan dalam kemampuan peserta, meskipun tantangan seperti dukungan keluarga dan pemahaman tentang pentingnya pendidikan masih ada. Hasil program menunjukkan bahwa pendidikan keaksaraan mampu meningkatkan literasi masyarakat Desa Balunganyar. Program ini dijadikan kegiatan tahunan untuk memberantas buta aksara di daerah dengan tingkat buta aksara tinggi, dengan meningkatkan partisipasi pemuda untuk memastikan keberlanjutan program.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025