Penelitian ini mengkaji pandangan kiai dari pesantren modern dan tradisional di Kalimantan Selatan mengenai peran gender dalam pendidikan keluarga. Dengan pendekatan kualitatif dan metode penelitian lapangan, enam kiai terpilih menjadi informan utama, yang terdiri dari tiga kiai dari kelompok pesantren modern, dan tiga kiai dari kelompok pesantren tradisional. Data dikumpulkan dengan wawancara, yang kemudian dianalisis dengan model Miles dan Huberman. Temuan menunjukkan bahwa kedua kelompok kiai sepakat bahwa pendidikan anak merupakan tanggung jawab bersama, namun dengan pendekatan berbeda. Kiai pesantren modern menekankan pentingnya kolaborasi yang setara antara ayah dan ibu dalam pengasuhan dan pendidikan anak, sementara kiai pesantren tradisional lebih menonjolkan pembagian peran spesifik, dengan ayah sebagai pendidik utama dan ibu sebagai pengasuh utama. Pandangan kiai pesantren modern menunjukkan responsivitas yang lebih tinggi terhadap kesetaraan gender, sedangkan kiai pesantren tradisional masih berpegang pada norma patriarki, meskipun mulai mengakomodasi nilai-nilai kesetaraan secara selektif. Penelitian ini berkontribusi dalam memperkaya literatur tentang responsivitas gender di pesantren dan memberikan rekomendasi praktis untuk menjadikan pesantren sebagai agen perubahan sosial. Integrasi nilai-nilai kesetaraan gender dapat meningkatkan peran setara antara ayah dan ibu, yang pada akhirnya mendukung kualitas pendidikan keluarga dan transformasi sosial yang inklusif.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025