Penelitian ini mengeksplorasi dinamika hubungan antara agama dan kekuasaan politik dalam berbagai konteks sosial dan politik. Melalui pendekatan kualitatif dengan studi pustaka dan studi kasus di beberapa negara, penelitian ini menyoroti bagaimana agama dapat berfungsi sebagai alat legitimasi kekuasaan serta sebagai instrumen perlawanan terhadap kekuasaan yang dianggap tidak sah. Studi kasus di Iran, Polandia, dan Amerika Serikat menunjukkan bahwa agama sering kali digunakan untuk melegitimasi kekuasaan politik, sementara dalam situasi tertentu, agama menjadi alat mobilisasi untuk melawan rezim otoriter. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa meskipun ada pemisahan formal antara agama dan negara di negara-negara sekuler, agama tetap memiliki pengaruh yang signifikan dalam politik, khususnya dalam pembentukan opini publik dan kebijakan sosial.Selain itu, globalisasi berperan dalam memperkuat identitas agama sekaligus memicu radikalisasi dalam politik, terutama di negara-negara yang merasa terancam oleh dominasi budaya Barat. Media sosial juga menjadi instrumen penting dalam memediasi hubungan antara agama dan politik, memobilisasi dukungan, dan menyebarkan pesan-pesan agama yang berkaitan dengan politik. Kesimpulannya, agama memiliki peran yang kompleks dan signifikan dalam politik kontemporer, baik sebagai sumber legitimasi maupun sebagai alat perlawanan, yang dipengaruhi oleh globalisasi dan perkembangan media modern.
Copyrights © 2025