Abstack: Tari Sambut Merupakan merupakan Tari tradisional yang hidup dan berkembang di muara enim berfungsi dalam upacara penyambutan tamu untuk orang-orang terhormat yang datang dan sedang berkunjung ke Muara Enim Sebelum adanya tari Sambut, berawal adanya tari Sembah yang tumbuh dan berkembang pada masyarakat Etnik Kikim, Dusun Kabupaten Muara Enim. Tidak ada yang tahu siapa pencipta tari sembah, dikarenakan tari tradisi ini merupakan kebudayaan dan kesenian masyarakat etnik Kikim sekitar 400 Tahun lalu. Kebradaan Etnik Kikim tidak dapat dipisahkan dari tari sembah, karena Etnik Kikim merupakan penumbuh kembang dari terciptanya suatu kesenian di Kabupaten Muara Enim. Tarian yang termasuk ke dalam unsur kesenian ini bersumber pada cerita lisan yang turun-temurun berdasarkan pengalaman leluhur sebelumnya. Kurang lebih sekitar tahun 1956, tari sembah diprakarsai kembali oleh Bapak M. Natar. Ketika itu tarian ini memiliki bentuk penyajian yang sangat sederhana dalam gerak maupun iringannya. Penelitian ini bertujuan untuk Y. Sumandiyo Hadi yang berisi konsep koreografi sebagai elemen dasar, manfaat dari penelitian ini untuk memperdalam lagi pengetahuan untuk mengkaji konsep konsep dalam gerak dalam pengembangan tari ini. Jadi peneliti ini mengunkan pendekatan kuanlitatif dengan memfokuskan pada pengumpulan data data. Kata Kunci: (Konsep garapan tari tumpuk alap) Abstract: The Welcome Dance is a traditional dance that lives and develops in Muara Enim and functions in the ceremony of welcoming guests for honorable people who come and are visiting Muara Enim. Muara Enim Regency. No one knows who created the worship dance, because this traditional dance is the culture and art of the Kikim ethnic community around 400 years ago. The existence of the Kikim Ethnic cannot be separated from the worship dance, because the Kikim Ethnic is the growth and development of the creation of an art form in Muara Enim Regency. This dance, which is included in the artistic element, originates from oral stories passed down from generation to generation based on previous ancestral experiences. More or less around 1956, the worship dance was initiated again by Mr. M. Natar. At that time this dance had a very simple form of presentation in motion and accompaniment. This research aims to Y. Sumandiyo Hadi which contains the concept of motion as a basic element of choreography, the benefit of this research is to deepen the knowledge to study the concepts in motion in the development of this dance. So this researcher uses a quantitative approach by focusing on data collection. Keywords: (the concept of the piled alap dance)
Copyrights © 2023