Nusantara memiliki ribuan narasi budaya yang berharga untuk ditelusuri dan dilestarikan. Begitu pula dengan isu kerajaan Matahari yang memimpin dunia dalam komunitas Sunda, serta isu komunitas Madura. Penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif-etnografi dengan pendekatan interdisipliner mencakup mitologi, toponimi, semiotika, tinggalan batu purba dan bukti kebahasaan yang masih hidup di masyarakat. Metode pengumpulan data penelitian mencakup (a) metode dokumentasi, (b) metode observasi, dan (c) metode wawancara bebasmendalam. Data dianalisis dengan menggunakan analisis etnografi model Spradley dipadukan dengan analisis model alir interaktif. Memori kolektif hadir melalui mitos, bahasa, toponimi, dan lainnya yang akan digunakan peneliti untuk menemukan gambaran Madura purba. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kata Sumenep berasan dari Songennep, yang secara geografis Sumenep memiliki gua-gua yang menjadi penguat kata Song/ Rong dan dataran rendah atau lembah/ ngarai pada nama awal Songennep. Sistem penamaan wilayahnya Sumenep didasarkan pada kondisi geografis dan sosio-budayanya. Adapun secara mitologis dapat disimpulkan bahwa nama Madura memiliki hubungan secara simbolik terkait dengan mitologis Raja Matahari. Madura secara linguistik merupakan gabungan kata Manu Pandu Raya yang berarti Raja Cahaya. Kata kunci: Toponimi, Madura, Mitologi, Sumenep
Copyrights © 2024