Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

PENDIDIKAN KARAKTER NASIONALIS-RELIGIUS BAGI MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI UNIVERSITAS JEMBER STUDI KASUS S, Sukatman; Husniah, Furoidatul; Taufiq, Akhmad; Widayati, Endang Sri; Widjajanti, Anita; S, Siswanto; Murti, Fitri Nura
Belajar Bahasa Vol 4, No 1 (2019): BELAJAR BAHASA
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (651.907 KB) | DOI: 10.32528/bb.v4i1.1872

Abstract

Penguatan ketahanan nasional dapat dilakukan dengan pembinaan    mental-ideologi kebangsaan.  Kegiatan tersebut mendesak untuk dilakukan karena di Indonesia marak semangat mikro-etnis nasionlisme   dan ideologi fundamentalis anti Pancasila yang berpoteni memecah belah negara. Salah satu upaya penguatan ketahan nasional itu adalah pendidikan karakter nasionalis-religius. Pendidikan tersebut menjadi tanggung jawab lembaga-lembaga pendidikan, termasuk perguruan tinggi. Kajian ini memaparkan upaya pendidikan karakter nasionalis-religius pada program studi Pendidikan Bahasa Indonesia.   Penelitian dilaksanakan dengan rancangan kualitatif dengan menggunakan pendekatan multidisipliner yakni pendidikan, kebudayaan, ketahanan nasioanal. Sasaran penelitian berupa pendidikan karakter nasionali-religius pada program studi pendidikan bahasa Indonesia di Universitas Jember. Data dialisis dengan menggunakan metode kualitatif-multidipliner. Hasil penelitian menunjukkan pendidikan  karakter  nasionalis-religius  untuk  mahasiswa  Pendidikan  Bahasa Indonesia di Universitas Jember terdapat pada (1) rencana pembelajaran yaitu pada (a) standard pembelajaran karakter, (b) “learning outcome” program studi, dan (c) silabus matakuliah, (2) materi ajar, dan (3) proses pembelajaran. Sementara, evaluasi pembelajaran masih kurang menekankan pendidikan karakter nasionalis-religius. Masih terdapat mahasiswa    yang cenderung “coba-coba atheis” 0,025% dan cenderung    religius-radikal  1%.  Untuk  mengatasi hal negatif tersebut  mahasiswa, program studi, dan universitas perlu bekerjasama secara terpadu.
ALTERNATIF SOLUSI KONFLIK SEPARATISME DALAM CERITA “CALON ARANG” Sukatman, Sukatman; Siswanto, Siswanto
ATAVISME Vol 19, No 1 (2016): ATAVISME, EDISI JUNI 2016
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.965 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v19i1.176.116-129

Abstract

Penelitian ini bertujuan memaparkan (a) cerita Calon Arang sebagai mitos otonomi, (b) konteks historis cerita Calon Arang, (c) tradisi otonomi ?Duplang Kamal-Pandak? zaman kerajaan, dan (d) implikasi cerita Calon Arang bagi solusi konflik separatisme pada abad modern. Penelitian dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan sastra lisan. Sasaran penelitian ini adalah konsep otonomi dalam cerita ?Calon Arang? dan relevansinya dengan situs sejarah Rajegwesi-Blambangan kuno di Lawang Seketheng dan situs ?Duplang Kamal-Pandak? di Arjasa Jember. Data penelitian ini dikumpulkan dengan metode (a) dokumentasi, (b) observasi, dan (c) wawancara bebas-mendalam. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode heuristik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cerita rakyat ?Calon Arang? merupakan mitos ilmu pengetahuan tentang cara mengatasi konflik separatisme di Jawa pada zaman dahulu. Situs Duplang di Arjasa Jember merupakan bukti solusi konflik yang terjadi pada zaman pemerintahan raja Airlangga dengan otonomi daerah. Pengetahuan tentang otonomi dalam cerita Calon Arang relevan untuk dipertimbangkan sebagai solusi alternatif dalam menyelesaikan konflik separatisme. Kata-Kata Kunci: separatisme, otonomi, cerita ?Calon Arang? Abstract: This study aims to explain (a) Calon Arang as a myth of autonomy, (b) the historical con-text of Calon Arang, (c) the tradition of ?Duplang Kamal-Pandak autonomy, and (d) the implica-tions of Calon Arang as a solution to overcome separatist conflict in the modern age. This research was conducted by applying the oral literature approach. The target of this research is the concept of autonomy in the story of "Calon Arang" and its relevance to the historical sites of Rajegwesi in Lawang Seketheng and "Duplang Kamal-Pandak" in Arjasa Jember. The data were collected by (a) documentation, (b) observation, and (c) in-depth interviews. Data analysis was performed using heuristic methods. The results showed that ?Calon Arang folklore? is a scientific myth on how to solve the separatist conflict in Java. ?Duplang Kamal-Pandak?in Arjasa Jember is a proof how to solve conflict that occurred during King Airlangga era using regional autonomy approach. Auto-nomy approach in ?Calon Arang? is relevant to be considered as a solution in solving the separatist conflict. Key Words: separatism, autonomy, story of "Calon Arang?
LUDRUK WETANAN: STRATEGI ADAPTASI MENGHADAPI KOMPETISI INDUSTRI PASAR HIBURAN Taufiq, Akhmad; Sukatman, Sukatman
ATAVISME Vol 17, No 2 (2014): ATAVISME, Edisi Desember 2014
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24257/atavisme.v17i2.12.232-239

Abstract

This research aims to describe the adaptation strategy of the ludruk wetanan in facing the competition of entertainment market. With descriptive­?qualitative method, the research examines, exposes, and describes the phenomenon of ludruk wetanan in facing the competition of entertainment market industry. The result of this research shows that there are some adaptation strategies applied by the group of ludruk wetanan in facing the competition in entertainment market industry, such as multimedia adaptation strategy, being more adaptive in customer service, entering other entertainment shows (such as dangdut, campursari, and loving art). By those strategies, hopefully, ludruk wetanan is able to survive in the middle of intense competition of entertainment market industry in this era. Key Words: ludruk wetanan; adoption strategy; entertainment market industry Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan strategi adaptasi ludruk wetanan dalam menghadapi kompetisi pasar hiburan. Dengan metode deskriptif-kualititaf, penelitian menggali, mengungkap, dan mendeskripsikan fenomena ludruk wetanan dalam menghadapi kompetisi industri pasar huburan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ditemukan beberapa strategi adaptasi yang dilakukan ludruk wetanan dalam menghadapi industri pasar hiburan itu, antara lain strategi memasuki pasar multimedia, adaptif dengan permintaan pelanggan (penanggap), memasukkan seni hiburan lain misalnya dangdut, campursari, dan adegan roman-romanan. Dengan strategi seperti itu, diharapkan ludruk wetanan dapat bertahan di tengah derasnya kompetisi industri pasar hiburan saat ini.
PENINGKATAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK MELALUI METODE STAD KELAS V SDN WONOSARI I KECAMATAN PAGU KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2012/2013 Sukatman, Sukatman
WAHANA Vol 64 No 1 (2015)
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/wahana.v64i1.537

Abstract

Athletics became one of the most important activities in the learning process of physical education in elementary school because in every teaching physical education teacher always uses it in the beginning of learning activities. However, the phenomenon in the field showed a negative attitude and learning done by students. They got boredom as monotonous, tired, less fun, get bored quickly. Another thing can be seen from the students, they find shelters and speak among their friends during the learning process. So that teachers used the Student Team Achievement Division to improve the process of Teaching and Learning Activities. The focus of this study examines whether there is an increase in the value of learning in athletic activities in the long jump of fifth grade students of SDN Wonosari I – Pagu- Kediri. The research method used was Class Action Research. The subjects were students of class V and asked two observers in view of the learning process in the field. Results Showed that the first cycle of learning completeness reached only 55.55%. So there was a change in the learning process by performing some groups as the representative group to give a demo from the theory given by the teacher. In the second cycle, there was a significant increase in the value of up to 96%. So, the cycle was stopped because the quality of learning had been reached. To sum up, It can be concluded that the STAD is able to increase the value of learning in athletic activities in the long jump fifth grade students of SDN Wonosari I-Pagu-Kediri. Key words: STAD, athletics, classroom action research
MITOS MANUHARA: IDENTITAS PERSONA, HEGEMONI KUASA, DAN PENGUATAN INDUSTRI WISATA INDONESIA Sukatman Sukatman
UNEJ e-Proceeding 2020: E-PROSIDING SEMINAR NASIONAL PEKAN CHAIRIL ANWAR
Publisher : UPT Penerbitan Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam masyarakat lisan, mitos menjadi sarana komunikasi antargenerasi yang berbeda zaman. Komunikasi mitis itu terkait hal yang penting dan sakral. Komunikasi mitis tidak berjalan dengan baik karena generasi terbaru cenderung mengganggap mitos sebagai cerita fiktif dan tidak sakral. Kecenderungan tersebut mengakibatkan penafsiran mitos menjadi kurang kritis sehingga dangkal. Kajian ini bertujuan menafsirkan mitos “manuhara” secara kritis. Penelitian dilakukan dengan pendekatan etnografi dan menganalisis data secara analisis wacana kritis. Hasilnya menunjukkan bahwa dalam budaya Nusantara, manuhara merujuk kepada “manusia pohon ara”. Manuhara memiliki dasanama Raja Kera Putih, Resi Mayangkara, Raja Kera Anoman, Batara Candra, dan Resi Birguh. Resi Birguh adalah satu- satunya manusia dan umatnya yang selamat dari bencana air bah di dunia. Dalam kitab suci Kristen dan Islam, manusia yang selamat dari bencana air bah dikenal sebagai Raja Nuh. Raja Nuh menandai kekuasaannya dalam nama wilayah, bangunan candi, gua, dan menjadi wira cerita wayang di Nusantara pada tahun Nisan. Wilayah geografis, candi, batu purba, dan kesenian terkait manuhara potensial untuk diberdayakan sebagai industri wisata unggulan di Indonesia. Kata kunci: mitos Manuhara, identitas persona, hegemoni kuasa, industri wisata
MITOS TENTANG RAJA-RAJA MAYA DI GUA LAWA TRENGGALEK PADA ZAMAN NUSANTARA PURBA Sukatman Sukatman
FKIP e-PROCEEDING 2017: PROSIDING SEMINAR NASIONAL #3: BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DALAM KONTEKS GLOBAL
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Cerita lisan yang berkembang di masyarakat menerangkan bahwa bangsa Nusantara adalah bangsa yang sangat tua. Cerita lisan tersebut bertolak belakang dengan catatan sejarah Indonesia. Raja Nusantara baru dikenal ada sejak abad ke lima. Peneliti dari UGM menemukan bahwa nenek moyang bangsa Nusantara memilih Kendenglembu Banyuwangi untuk tinggal pertama kali dan telah lama ada. Kesenjangan informasi tersebut berdampak negatif bagi pengembangan teori kebudayaan dan identitas bangsa Indonesia. Salah satu cara mengatasi masalah kesenjangan kebudayaan tersebut adalah dengan menelusur jati diri bangsa melalui penelitian dengan memanfaatkan tradisi lisan. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan rancangan kualitatif-multidisipliner. Sasaran penelitian ini adalah cerita lisan yang terdapat dalam Gua dan situs megalitikum di kawasan Trenggalek. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode dokumenter, observasi, dan wawancara bebas mendalam. Data penelitian berupa cerita rakyat, nama tempat, nama kota, nama bangunan megalitikum, tuturan masyarakat tentang hal yang terkait dengan budaya lisan purba, dan situs Gua. Sumber data penelitian (a) masyarakat penutur cerita lisan, (b) juru kunci gua, (c) bangunan megalitikum di Gunung Jompong, dan (d) gua dan bukit purba di kawasan Trenggalek. Hasil penelitian menginformasikan bahwa terdapat berbagai cerita lisan yang terkait dengan situs gua Lawa. Batu purba Trenggalek memuat nama raja dalam penyamaran. Kronogram di Gua Lawa menyatakan bahwa Gua Lawa dibangun sebagai situs peribadatan Raja Elang atau Raja Garuda tahun 9991 Pra Saka atau 9913 SM. Bangunan purba kawasan Trenggalek memuat nama (a) Raja Elangsura alias Raja Sulahimana yang menyamar, (b) Raja Elang Kawi, (c) Raja Nagamaya, dan (d) Raja Dhawang Agung. Pemerintahan zaman purba di sekitar Trenggalek cenderung bergaya pemerintahan spiritual. Perlu dilakukan penggalian, pelestarian, dan pengemasan situs megalitikum di kawasan Trenggalek menjadi sumber belajar dan wisata budaya secara terpadu. Kata-kata Kunci: mitos, tradisi lisan, kronogram, batu purba
MITOS TENTANG RAJA-RAJA MAYA DI GUA LAWA TRENGGALEK PADA ZAMAN NUSANTARA PURBA Sukatman Sukatman
FKIP e-PROCEEDING 2017: SEMINAR NASIONAL #3: BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DALAM KONTEKS GLOBAL
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cerita lisan yang berkembang di masyarakat menerangkan bahwa bangsa Nusantara adalah bangsa yang sangat tua. Cerita lisan tersebut bertolak belakang dengan catatan sejarah Indonesia. Raja Nusantara baru dikenal ada sejak abad ke lima. Peneliti dari UGM menemukan bahwa nenek moyang bangsa Nusantara memilih Kendenglembu Banyuwangi untuk tinggal pertama kali dan telah lama ada. Kesenjangan informasi tersebut berdampak negatif bagi pengembangan teori kebudayaan dan  identitas bangsa Indonesia. Salah satu cara mengatasi masalah kesenjangan kebudayaan tersebut adalah dengan menelusur jati diri bangsa melalui penelitian dengan memanfaatkan tradisi lisan. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan rancangan kualitatif-multidisipliner. Sasaran penelitian ini adalah cerita lisan yang terdapat dalam Gua dan situs megalitikum di kawasan Trenggalek. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode dokumenter, observasi, dan wawancara bebas mendalam. Data penelitian  berupa cerita rakyat, nama tempat, nama kota, nama bangunan megalitikum, tuturan masyarakat tentang hal yang terkait dengan budaya lisan purba, dan situs Gua. Sumber data penelitian (a) masyarakat penutur cerita lisan, (b) juru kunci gua, (c) bangunan megalitikum di Gunung Jompong, dan (d) gua dan bukit purba di kawasan Trenggalek. Hasil penelitian menginformasikan bahwa terdapat berbagai cerita lisan yang terkait dengan situs gua Lawa.  Batu purba  Trenggalek memuat  nama raja dalam penyamaran. Kronogram di Gua Lawa menyatakan bahwa Gua Lawa dibangun sebagai situs peribadatan Raja Elang atau Raja Garuda tahun 9991 Pra Saka atau 9913 SM. Bangunan purba kawasan Trenggalek memuat nama (a) Raja Elangsura alias Raja Sulahimana yang menyamar, (b) Raja Elang Kawi, (c) Raja Nagamaya, dan (d) Raja Dhawang Agung. Pemerintahan zaman purba di sekitar Trenggalek cenderung bergaya pemerintahan spiritual. Perlu  dilakukan penggalian, pelestarian, dan pengemasan situs megalitikum di kawasan Trenggalek menjadi sumber belajar dan wisata budaya secara terpadu. Kata Kunci: Mitos, Tradisi Lisan, Kronogram, Batupurba 
MITOS ROKAT AENG MANES MASYARAKAT MARITIM SITUBONDO: ANALISIS SKEMA AKTANSIAL DAN STRUKTUR FUNGSIONAL (Myths of Rokat Aeng Manes Situbondo Maritime Community: Analysis of Actional Schemes and Functional Structures) NFN Siswanto; NFN Sukatman
Kandai Vol 18, No 1 (2022): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/jk.v18i1.3040

Abstract

This research is focused on the folklore of the maritime community in Situbondo, especially the myth of the Rokat aeng manes in Agel Village. Agel's Aeng Manis skirt is an original Situbondo tradition which has its own peculiarities. This traditional ceremony has been going on for generations in the Agel community. The Aeng Manis Rokat Ceremony in Agel Village is a village clean-up ceremony carried out by the Agel community. This ceremony is held to celebrate the harvest and pray for it to be kept away from various logs, diseases, and disasters. This research discusses the myth of the Rokat Aeng Manis ritual in Agel Asembagus, Situbondo village from the perspective of oral tradition with the theory of the Greimas schema and functional structure and the analysis of interpretation in the context of oral history. The method used was ethnography, which emphasizes the active participation of researchers or is directly involved in the community being studied to obtain field notes that can answer research problems. The results describe the phenomenon of violence against women, namely Princess Mayangsari due to the attack of the King of Bali on the Madura Kingdom which is divided into three stages. This condition was resolved with the emergence of the White Tiger (Helper) who was motivated to restore the dignity and glory of the Madura Kingdom.Penelitian ini difokuskan pada folklor masyarakat maritim di Situbondo, khususnya mitos rokat aeng manes di Desa Agel. Rokat Aeng Manis Agel adalah tradisi asli Situbondo yang mempunyai kekhasan tersendiri. Upacara adat ini telah berlangsung turun temurun di masyarakat Agel. Upacara Rokat Aeng Manis di desa Agel merupakan sebuah upacara bersih desa yang dilaksanakan oleh masyarakat Agel. Upacara ini dilaksanakan untuk mensyukuri hasil  panen dan mendoakan agar dijauhkan dari berbagai bala, penyakit, dan bencana. Penelitian ini mendiskusikan mitos ritual Rokat Aeng Manis di Desa Agel Asembagus Situbondo dari perspektif tradisi lisan dengan teori skema aktan dan struktur fungsional Greimas dan analisis tafsir dalam konteks sejarah lisan. Metode yang digunakan adalah etnografi yang mengedepankan partisipasi aktif peneliti atau terlibat langsung ke masyarakat yang diteliti untuk mendapatkan catatan lapangan yang dapat menjawab permasalahan penelitian. Hasil penelitian mendeskripsikan fenomena kekerasan terhadap perempuan yakni Putri Mayangsari akibat adanya penyerangan Raja Bali pada Kerajaan Madura yang terbagi menjadi tiga babak. Kondisi tersebut terselesaikan dengan munculnya Macan Putih (helper) yang termotivasi untuk mengembalikan martabat dan kejayaan Kerajaan Madura. 
PENINGKATAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK MELALUI METODE STAD KELAS V SDN WONOSARI I KECAMATAN PAGU KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2012/2013 Sukatman Sukatman
WAHANA Vol 64 No 1 (2015)
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.07 KB) | DOI: 10.36456/wahana.v64i1.537

Abstract

Athletics became one of the most important activities in the learning process of physical education in elementary school because in every teaching physical education teacher always uses it in the beginning of learning activities. However, the phenomenon in the field showed a negative attitude and learning done by students. They got boredom as monotonous, tired, less fun, get bored quickly. Another thing can be seen from the students, they find shelters and speak among their friends during the learning process. So that teachers used the Student Team Achievement Division to improve the process of Teaching and Learning Activities. The focus of this study examines whether there is an increase in the value of learning in athletic activities in the long jump of fifth grade students of SDN Wonosari I – Pagu- Kediri. The research method used was Class Action Research. The subjects were students of class V and asked two observers in view of the learning process in the field. Results Showed that the first cycle of learning completeness reached only 55.55%. So there was a change in the learning process by performing some groups as the representative group to give a demo from the theory given by the teacher. In the second cycle, there was a significant increase in the value of up to 96%. So, the cycle was stopped because the quality of learning had been reached. To sum up, It can be concluded that the STAD is able to increase the value of learning in athletic activities in the long jump fifth grade students of SDN Wonosari I-Pagu-Kediri. Key words: STAD, athletics, classroom action research
PENDIDIKAN KARAKTER NASIONALIS-RELIGIUS BAGI MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI UNIVERSITAS JEMBER STUDI KASUS Sukatman S; Furoidatul Husniah; Akhmad Taufiq; Endang Sri Widayati; Anita Widjajanti; Siswanto S; Fitri Nura Murti
Belajar Bahasa Vol 4, No 1 (2019): BELAJAR BAHASA
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/bb.v4i1.1872

Abstract

Penguatan ketahanan nasional dapat dilakukan dengan pembinaan    mental-ideologi kebangsaan.  Kegiatan tersebut mendesak untuk dilakukan karena di Indonesia marak semangat mikro-etnis nasionlisme   dan ideologi fundamentalis anti Pancasila yang berpoteni memecah belah negara. Salah satu upaya penguatan ketahan nasional itu adalah pendidikan karakter nasionalis-religius. Pendidikan tersebut menjadi tanggung jawab lembaga-lembaga pendidikan, termasuk perguruan tinggi. Kajian ini memaparkan upaya pendidikan karakter nasionalis-religius pada program studi Pendidikan Bahasa Indonesia.   Penelitian dilaksanakan dengan rancangan kualitatif dengan menggunakan pendekatan multidisipliner yakni pendidikan, kebudayaan, ketahanan nasioanal. Sasaran penelitian berupa pendidikan karakter nasionali-religius pada program studi pendidikan bahasa Indonesia di Universitas Jember. Data dialisis dengan menggunakan metode kualitatif-multidipliner. Hasil penelitian menunjukkan pendidikan  karakter  nasionalis-religius  untuk  mahasiswa  Pendidikan  Bahasa Indonesia di Universitas Jember terdapat pada (1) rencana pembelajaran yaitu pada (a) standard pembelajaran karakter, (b) “learning outcome” program studi, dan (c) silabus matakuliah, (2) materi ajar, dan (3) proses pembelajaran. Sementara, evaluasi pembelajaran masih kurang menekankan pendidikan karakter nasionalis-religius. Masih terdapat mahasiswa    yang cenderung “coba-coba atheis” 0,025% dan cenderung    religius-radikal  1%.  Untuk  mengatasi hal negatif tersebut  mahasiswa, program studi, dan universitas perlu bekerjasama secara terpadu.