Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana fenomena self diagnose di media sosial TikTok serta dampak yang ditimbulkannya. Dalam studi ini, peneliti menggunakan model analisis multimodal Kress dan Van Leeuwen (1996) yang meliputi analisis visual dan verbal untuk menganalisis konten kesehatan mental di media sosial, serta analisis linguistik digital dengan menggunakan aplikasi AntConc untuk mencari kata kunci pada komentar video kesehatan mental di media sosial TikTok. Melalui pendekatan kualitatif deskriptif ditemukan representasi fenomena self diagnose dan pengaruhnya di media sosial. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan secara langsung pada 7 (tujuh) video kampanye kesehatan mental yang dipilih. Selain menganalisis konten dan komentar di media sosial, kami pun mengonfirmasi para pengguna TikTok di dua Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berbeda guna menguatkan argumen tentang dampak fenomena self diagnose. Hasil penelitian ini menunjukkan rendahnya literasi kesehatan mental pada masyarakat pengguna media sosial TikTok dan keraguan masyarakat Indonesia dalam meminta bantuan kepada tenaga profesional. Dalam pengamatan kami, fenomena self diagnose juga terjadi akibat kurangnya self awareness mengenai kesehatan mental pada diri sendiri sehingga rentan terjadi misdiagnosis. Tak jarang pula masyarakat melakukan misdiagnosis terhadap orang-orang terdekatnya secara subjektif.
Copyrights © 2024