Penelitian ini menggunakan metode Kuantitatif Survey yang melibatkan pengumpulan data dari sejumlah besar responden menggunakan kuesioner atau wawancara terstruktur. Berdasarkan hasil analisis pengindraan jauh melihat dari 2 tahun berkembangan yang berbeda (Time-lapse) menunjukan bahwa pola bangunan yang berkembang bersifat berkelompok (Radial). Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap perkembangan permukiman kumuh yaitu kepadatan bangunan dan aksesibilitas yang ada. Dalam perumusan konsep penataan permukiman kumuh diperlukan determinan ruang yang di kaitkan dengan tata guna lahan dan pemanfaatan lahan sehingga menghasilkan regulasi yang terintegritas pada aktivitas berkelanjutan DAS Jeneberang. This study uses a Quantitative Survey method that involves collecting data from a large number of respondents using questionnaires or structured interviews. Based on the results of remote sensing analysis looking at 2 different years of development (Time-lapse) shows that the building patterns that develop are grouped (Radial). Factors that have a significant influence on the development of slums are building density and existing accessibility. In formulating the concept of slum settlement management, spatial determinants are needed that are linked to land use and land utilization so as to produce regulations that are integrated into the sustainable activities of the Jeneberang Watershed.
Copyrights © 2024