The high level of consumption of chicken meat as one of the protein sources is the community's primary choice, so the breeding process becomes crucial. The hatching process requires a long time, and the results could be more optimal. Based on the explanation above, the study designed an egg incubator to hatch more eggs. The village area of Nongko Tempurejo District, Jember Regency, is one of the centers of boiler chicken cultivation. Chicken livestock still uses manual methods in egg-shaping, so egg hatching could be more optimal and requires special attention from farmers. Applying an automatic egg incubator is expected to help the productivity of egg hatching. The incubator was designed using a DHT11 sensor, AC Dimmer Light Module, Nodemcu, Arduino, DC Fan, RTC, and Motor Servo. The DHT11 sensor reads the temperature and humidity conditions in the egg incubator. The data is processed by the Arduino board and then displayed on the LCD, then sent using the ESP8266 module contained in the nodemcu board so that the appearance of the conditions in the machine can also be seen on smartphones with the BLYNK application. By using this technology, the success of egg hatching can reach 87%, up from 70% -80% if conventional methods are still manual, and breeders can focus their time on other things that need more attention. ABSTRAK Tingginya tingkat konsumsi daging ayam sebagai salah satu sumber protein menjadi pilihanĀ utama bagi masyarakat sehingga proses pengembangbiakan menjadi sangat penting. Proses penetasan membutuhkan waktu yang lama dan hasil penetasannya tidak maksimal. Dari penjelasan di atas penelitian dilakukan perancangan mesin penetas telur yang digunakan untuk menetaskan lebih banyak telur. Daerah Desa Curah Nongko Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember merupakan salah satu sentra budidaya ayam boiler, para ternak ayam masih menggunakan metode manual dalam pemetasan telur sehingga penetasan telur tidak maksimal dan membutuhkan perhatian khusus dari peternak. Penerapan teknologi penetas telur otomatis diharapkan dapat membantu produktifitas penetasan telur. Mesin penetas yang dirancangan menggunakan sensor DHT11, AC Dimmer Light Module, NodeMCU, Arduino, kipas DC, RTC dan motor servo. Sensor DHT11 digunakan untuk membaca kondisi suhu dan kelembaban yang ada di dalam mesin penetas telur, kemudian data diolah oleh board Arduino lalu ditampilkan pada LCD selanjutnya dikirimkan menggunakan modul esp8266 yang terdapat pada board Node MCU sehingga tampilan kondisi di dalam mesin juga bisa dilihat pada smartphone dengan aplikasi Blynk. Dengan menggunakan teknologi ini keberhasilan penetasan telur dapat mencapai 87% naik dari 70% - 80% jika menggunakan cara konvensional yang masih manual, dan peternak dapat menfokuskan waktunya kepada hal lain yang lebih membutuhkan perhatian mereka.
Copyrights © 2024