Abstrak: Salah satu komoditas unggulan di Maluku yang belum mendapat perhatian optimal yaitu kelapa. Potensi tersebut telah dimanfaatkan oleh masyarakat baik daging buah dan airnya, namun bagian lainnya hanya dibuang seperti sabut dan tempurung kelapa. Padahal sabut dan tempurung memiliki potensi dan peluang usaha. Karena kurangnya pengetahuan, sehingga selama ini petani belum memanfaatkan tempurung menjadi produk bernilai ekonomi. Oleh sebab itu, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan melalui sosio-enterpreneurship dan keterampilan pengolahan tempurung kelapa menjadi souvenir. Kegiatan ini terdiri dari tiga tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi monitoring. Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan yaitu sosialisasi, pelatihan berupa edukasi, simulasi, dan praktik mandiri kepada 10 orang UMKM Kopra Buru. Evaluasi menggunakan kuseioner menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan peserta sosio-enterpreneurship dari 63,3% menjadi 100% dengan kategori baik, sedangkan kegiatan pelatihan pembuatan souvenir juga menunjukkan peningkatan dari 80% menjadi 100%. Selain itu, adanya diversifikasi produk dan pendapatan mitra meningkat setelah kegiatan ini. Hal ini berarti perlunya pelatihan secara berkelanjutan untuk meningkatkan potensi dari para pekerja.Abstract: One of the leading commodities in Maluku that has yet to receive optimal attention is coconut. This potential resource has been utilized by the community for its coconut flesh and water, but other parts, such as coconut husks and shells, are often discarded. However, both the husk and shell hold economic potential and business opportunities. Due to limited knowledge, farmers have not yet capitalized on coconut shells as products of economic value. Therefore, this initiative aims to enhance knowledge through socio-entrepreneurship and skills in processing coconut shells into souvenirs. The activities comprise three stages, preparation, implementation, and monitoring evaluation. The implementation includes socialization, training through education, simulations, and independent practice for 10 participants. The results of the activity show an increase in participants’ socio-entrepreneurship knowledge from 63,3% to 100%, categorized as good, while training on souvenir production also shows an increase from 80% to 100%. This highlights the need for continuous training to maximize the workers’ potential.
Copyrights © 2024