Transportasi umum merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat di kota-kota dan kabupaten besar di Sulawesi Selatan, seperti Kota Makassar, Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Kabupaten Barru, serta Kota Parepare. Kelancaran operasional kereta api Makassar-Parepare oleh PT Celebes Railway Indonesia menjadi prioritas utama dalam pengelolaan sistem transportasi massal. Beberapa kendala, seperti bencana banjir dan longsor, dapat mengancam operasional kereta api tersebut. Daerah yang berisiko mengalami banjir dan longsor di sepanjang jalur kereta api Makassar-Parepare dapat diidentifikasi melalui analisis Sistem Informasi Geografis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat risiko banjir dan tanah longsor di sepanjang jalur operasional kereta api Makassar-Parepare dengan menggunakan metode scoring dan overlay yang terintegrasi dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) menggunakan parameter yang berpengaruh terhadap banjir dan longsor meliputi kemiringan lahan, ketinggian lahan, curah hujan, jenis tanah, geologi, dan tekstur tanah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di sepanjang jalur kereta api Makassar-Parepare, terdapat area seluas 4459,445 Ha yang masuk pada kelas banjir risiko tinggi, 93555,26 Ha kelas banjir risiko sedang, 28538,32 Ha kelas banjir risiko rendah dan 37190,67 Ha termasuk kelas banjir aman. Jalur kereta api dari Stasiun Parangloe (13+900) hingga Stasiun Palanro (115+800) melalui daerah dengan kelas banjir “Risiko tinggi” dan “Risiko sedang”. Sementara itu, terdapat area seluas 13880,72 Ha yang masuk pada kelas longsor risiko tinggi, 69296,58 Ha kelas longsor risiko sedang, 54344,16 Ha kelas longsor risiko rendah, dan 26222,07 Ha termasuk kelas longsor aman. Jalur kereta api dari Stasiun Parangloe (13+900) hingga Stasiun Mandalle (67+857) melalui daerah dengan kelas longsor “Aman” dan “Risiko rendah”. Jalur kereta api dari Stasiun Mandalle (67+857) hingga Stasiun Palanro (115+800) melalui daerah dengan kelas longsor “Risiko sedang” dan “Risiko tinggi”.
Copyrights © 2024